tag:blogger.com,1999:blog-63939279036489993202024-03-12T20:16:10.761-07:00PADEPOKAN JALJALUT KUBRO NUR ILAHI AL - SALAMULPADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-54195940604729283312009-09-14T00:38:00.000-07:002009-09-14T00:51:10.292-07:00PAMOR KERISPAMOR KERIS<br /><br />PAMOR<br />Pamor merupakan hiasan atau motif atau ornamen yang terdapat pada bilah tosan aji (Keris, Tombak,<br />Pedang atau Wedung dan lain lainnya). Hiasan ini dibentuk bukan karena diukir atau diserasah (Inlay)<br />atau dilapis tetapi karena teknik tempaan yang menyatukan beberapa unsure logam yang berlainan.<br />Teknik tempa ini sampai saat ini hanya dikuasai oleh para Empu dari wilayah Nusantara dan<br />sekitarnya saja (Malaysia, Brunei, Philipina dan Thailand) walau ada yang berpendapat asal teknik ini<br />dari Tibet atau Nepal, tetapi pendapat tersebut tidak beralasan sama sekali.<br />Diluar wilayah Nusantara dan sekitarnya biasanya hanya dikenal teknik Inlay saja seperti pedang dari<br />Iran atau negara Eropa lainnya sehingga walau secara seni (art) tampak indah tetapi kesan “Wingit”<br />nya tidak ada sama sekali.<br />Ada kalanya Pedang buatan Empu diluar wilayah Nusantara terdapat juga Pamor, tetapi biasanya<br />karena tanpa sengaja sewaktu dibuat pedang tersebut tercampur beberapa logam lainnya yang<br />mengakibatkan timbulnya pamor tersebut, kadangkala munculnya pamor tersebut setelah pedang<br />tersebut berumur ratusan tahun.<br />Ini pula yang mungkin menjadi dasar Empu diwilayah Nusantara (Khususnya Jawa) yang mengolah<br />cara pencampuran berbagai logam sehingga terbentu pamor yang indah dan bernilai seni tinggi.<br />Bahan pamor ini oleh kebanyakan penulis dari barat dikatakan dari bahan Nikel, padahal ini salah<br />sama sekali karena berdasarkan penelitian oleh Bapak. Haryono Aroembinang MSc (alm) dan<br />beberapa ahli di BATAN Jogjakarta didapat bukti bahwa bahan itu adalah Titanium, suatu bahan yang<br />baru pada abad 20 digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan angkasa luar, padahal empu kita<br />sudah menggunakannya dari dulu. Ini diterangkan sebagai berikut, ketika meteor masuk ke atmosfir<br />bumi maka sebagian besar bahan tembaga, besi, nikel, timbel, kuningan terbakar hancur dan hanya<br />titanium yang bertahan sampai bumi. Bahan baku pamor dahulu dibuat dari meteor yang terdapat<br />dibumi sehingga keris jaman dulu banyak mengandung Titanium dan beratnya juga ringan.<br />Terkenal dulu bahan pamor dari Luwu, Sulawesi Selatan yang dibawa oleh pedagang dari Bugis.<br />Bahan Pamor yang paling terkenal adalah Pamor Prambanan, saat ini ada di Kraton Surakarta diberi<br />nama Kanjeng Kyai Pamor dan ukurannya sekarang tinggal sekitar 60x60x80 Cm sebesar meja kecil<br />karena sudah banyak digunakan empu membuat karis pesanan dari Kraton.<br />Setelah bahan meteorit susah didapat, barulah bahan Nikel digunakan, sehingga keris saat ini bobot<br />nya biasanya lebih berat dari keris kuno.<br /><br />PAMOR MLUMAH, PAMOR MIRING.<br />Dilihat dari cara pembuatannya sebetulnya hanya dua cara pembuatan Pamor yang baik yaitu Mlumah<br />dan Miring. Pamor mlumah adalah lapisan-lapisan pamornya mendatar sejajar dengan permukaan<br />tosan aji sedangkan pamor miring lapisan pamornya tegak lurus permukaan bilah.<br />Ada juga tosan aji yang dibuat dengan kombinasi pamor mlumah dan miring hanya saja<br />pembuatannya sangat sulit, lebih sulit dari pembuatan pamor miring.<br />Pamor Mlumah biasanya bermotif Beras Wutah, Ngulit Semangka, Satria Pinayungan, Udan Mas,<br />Wulan-wulan dan sebagainya, sedangkan Pamor Miring umumnya motif Adeg, Batu Lapak, Sodo<br />Saeler, Tumpuk dll. Kesan Pamor Miring agak kasar bila diraba bilahnya dan nyekrak dibanding pamor<br />mlumah.<br />Apabila lipatannya banyak, baik di pamor mlumah atau<br />miring, maka hasilnya kemungkinan akan menjadi pamor<br />luluhan, praktis pamor dan besi sudah “menyatu” walau<br />tidak terlalu homogen, ini akan terlihat dengan<br />menggunakan kaca pembesar.<br />Pamor luluhan yang gampang terlihat antara lain di<br />keris buatan Empu Pitrang dijaman Blambangan, diantara<br />pamor Adeg pada beberapa bagian bilah tampak pamor<br />luluan yang sepintas seperti pamor Nggajih.<br />Kalau lipatannya lebih banyak lagi seperti buatan Empu Pangeran Sedayu maka pamor luluhan ini<br />tidak tampak dengan mata telanjang dan sangat kecil atau tiad mungkin kena karat karena<br />menyatunya bahan pamor dengan bahan besinya.<br />Cara lainnya.<br />Ada cara lain membuat pamor selain Mlumah dan Miring yaitu dengan cara mengoleskan bahan<br />pamor ke bilah, biasanya bukan dari batu meteorit tetapi logam yang titik leburnya lebih rendah dari<br />besi, caranya dengan menuangkan bahan tersebut yang cair kebilah besi yang membara kemudian<br />dioleskan dengan ujung mancung (kelopak bunga) kelapa sebelum bahan cair tersebut mengeras dan<br />dibuat pamor yang dikehendaki si Empu. Hasilnya umumnya kasar bila diraba dan pamor ini disebut<br />Ngintip (dari Intip/Kerak nasi).<br />Cara ini hanya digunakan Empu luar keraton, empu Desa atau<br />disebut juga empu Njawi.<br />Ada lagi cara membuat pamor dengan menyiramkan bahan<br />pamor cair ke bilah membara dari pangkal keris keujungnya,<br />pamornya dinamakan Nggajih karena menyerupai lemak.<br /><br />PAMOR REKAN dan PAMOR TIBAN.<br />Sewaktu membuat keris, Sang Empu berpasrah diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan saja<br />bagaimana bentuk pamor yang terjadi maka biasanya pamor yang timbul disebut pamor Tiban,<br />sedangkan bila selama pembuatan direka oleh sang Empu maka pamor yang terjadi disebut pamor<br />rekan.<br />Pamor rekan sering juga gagal dalam pembuatannya, misal sang empu ingin membuat pamor Ron<br />Genduru tetapi jadinya malah Ganggeng Kanyut.<br />Sebenarnya agak sulit membedakan mana pamor rekan atau tiban karena bisa dilihat dari sudut<br />pandang yang berbeda-beda.<br /><br />PAMOR MUNGGUL<br />Banyak yang menganggap pamor ini pamor titipan, selain itu banyak yang menganggap ini sebagai<br />pamor tiban karena tidak bisa dibuat secara sengaja.<br />Pamor ini seperti bisul menonjol sekitar 1 mm diatas<br />permukaan bilah umumnya berbentuk lingkaran, baik bulat<br />atau lonjong tetapi ada yang berbentuk gambar membujur<br />lancip panjang. Letaknya bisa dibagian sor-soran, tengah<br />ataupun pucuk. Bisa ditepi atau tengah bilah dan termasuk<br />pamor yang baik serta dicari banyak orang.<br />Bagaiman pamor ini timbul tidak bisa diterangkan secara<br />pasti, tetapi diduga saat “masuh” atau membersihkan bahan<br />keris dari kotoran, ada unsur logam lain yang menyelip dan<br />lebih keras dari unsur logam besi, tetapi ini baru dugaan saja.<br /><br />PAMOR AKHODIYAT.<br />Namanya kadang Akordiyat, Kodiyat atau Akadiyat. Wujudnya menyerupai lelehan dari tepi bentuk<br />pamor dengan warna putih cemerlang keperakan dan lebih cemerlang dibanding keputihan pamor<br />pada umumnya.<br />Ada yang menganggap sebagai pamor titipan atau “sifat” dari pamor tersebut, ternyata semua salah.<br />Sebetulnya ini terjadi karena penempaan pamor tersebut dilakukan pada suhu yang tepat yang<br />berbeda setiap bahannya, jadi susah diduga berapa suhu yang tepat itu, sehingga banyak yang<br />sepakat bahwa pamor ini dikategorikan ke pamor tiban.<br />Di Madura biasa disebut pamor “dheling”, kalau tersebar dipermukaan bilah disebut “dheling setong”<br />dan dianggap mempunyai tuah baik.<br />Pamor dheling yang terbaik terdapat di pucuk bilah dan disebut “dheling pucuk” dan atau dibagian<br />peksi yang disebut “dheling peksi”.<br /><br />PAMOR TITIPAN.<br />Pamor ini berbentuk rangkaian kecil yang<br />merupakan perlambang atau tuah tertentu dan<br />pamor ini jarang berdiri sendiri, umumnya<br />tergabung dengan pamor lain yang lebih<br />dominan, antara lain Beras Wutah, Pulo Tirto atau<br />Pendaringan Kebak.<br />Pamor ini ada yang merupakan pamor tiban, tidak<br />sengaja dibuat seperti Pamor Rahala, Dikiling,<br />Inkal, Putri Kinurung, Gedong Mingkem, Jung Isi<br />Dunya, Telaga Membleng dll.<br />Pamor titipan yang merupakan pamor rekan<br />antara lain yang terkenal adalah Kuto Mesir, Kul<br />Buntet, Udan Mas, Watu Lapak dll.<br />Pamor Titipan yang merupakan pamor tiban dibuat bersama dengan pamor lainnya sedangkan yang<br />rekan biasanya dibuat setelah pamor dominan jadi, merupakan pamur yang disusulkan.<br /><br />SINARASAH, KINATAH dan ETSA.<br />Tidak semua lukisan atau gambar yang ada dibilah keris dikategorikan sebagai pamor, yang<br />digolongkan sebagai pamor adalah gambar atau lukisan yang terjadi karena percampuran antara dua<br />atau lebih bahan logam pembuat keris. Selain pamor juga sering kita temui yang disebut Kinatah,<br />Serasah atau Sinarasah dan Etsa atau Kamalan.<br /><br />KINATAH.<br />Gambaran atau lukisan pada logam yang disebabkan oleh kinatah<br />atau ditatah/diukir logamnya dan menghasilkan gambar atau lukisan<br />yang menonjol, bisa berupa tulisan, rajah, lukisan, motif bunga,<br />daun, binatang dan lainnya. Diatas tonjolan itu biasanya dilapisi<br />perak atau emas atau logam lain.<br />Kinatah pada keris biasanya berupa ukiran Gajah Singa dibagian<br />ganja keris yang menghadap ke ukiran/deder. Kinatah lain bisa juga<br />untuk menghias seperti keris dapur Naga Sastra, Naga Keras, Singo<br />Barong serta hiasan berupa lung-lungan, pari sawuli, kembang<br />setaman dll.<br />Kinatah yang menggunakan dua logam (missal emas dan perak)<br />biasa disebut “Silih Asih”, umpamanya Kembang Setaman pada<br />bagian daun dilapis emas dan bunganya dilapis perak. Kinatah yang<br />menghiasi hampir seluruh permukaan bilah keris disebut<br />“Kamarogan”.<br /><br />SINARASAH.<br />Hiasan Sinarasah atau Serasah ialah dengan membuat parit parit dipermukaan bilah berupa tulisan<br />atau yang lain kemudian dituangkan cairan logam seperti emas atau perak baru dihaluskan. Teknik ini<br />biasa disebut “Inlay”. Senjata yang terkenal dalam pembuatan inlay ini berupa pedang dari Iran<br />(Persia).<br /><br />ETSA atau KAMALAN.<br />Cara menghias dengan cara kimiawi, Cara tradisional dengan menggunakan bahan pelican sedang<br />cara modernmenggunakan kimia. Banyak penipuan yang dilakukan dengan menggunakan cara ini.<br />Pada dasarnya teknik ini dengan meluluhkan sebagian permukaan bilah secara kimiauntuk membuat<br />lukisan atau tulisan tertentu dipermukaan bilah, yang paling sering diberi lukisan gambar wayang atau<br />beberapa tulisan arab.<br />Cara etsa ini bagi yang tahu sangat mudah mengerjakannya sehingga bila tertipu maka ibaratnya<br />pisau dapur pun bisa dibuat hiasan dan terlihat “bertuah”.<br />Dari ketiga cara diatas, yang paling baik adalah Cara Kinatah.<br /><br />PAMOR PADA BAGIAN GANJA<br />Pamor kadang menghias bagian ganja juga, biasanya mempunyai warna sendiri yang berbeda dengan<br />nama pamor bilah walau variasinya lebih sedikit. Ada yang mengatakan pamor di ganja ini juga<br />mempunyai tuah.<br /><br />PAMOR WINIH.<br />Mirip pamor Udan Mas tetapi setiap sisinya hanya<br />ada satu atau dua bulatan, kadang hanya satu<br />sisi dan satu bulatan saja. Kata Winih berasal<br />dari “benih”. Seperti namanya , pamor ini<br />dipercaya mempunyai daya untuk<br />“menumbuhkan” suatu harapan. Juga dianggap<br />baik bagi mereka untuk berdagang atau<br />wiraswasta karena baik untuk pengembangan<br />modal.<br /><br />PAMOR SUMBER.<br />Seperti Pamor Winih, hanya bulatannya paling sedikit ada tiga (gambar diatas), tuahnya sama dengan<br />pamor Udan Mas.<br /><br />PAMOR MAS KEMAMBANG.<br />Mirip kue lapis, ada yang hanya dua lapis tetapi<br />ada yang berlapis-lapis. Baik untuk yang banyak<br />berhubungan dengan orang karena memperlancar<br />pergaulan.<br /><br />PAMOR TUNDUNG MUNGSUH.<br />Ganja dengan pamor seperti ini jarang sekali<br />terdapat dan biasanya hanya pada keris “TOP”<br />saja, dilihat dari susunan besi dan bahan<br />pamornya maka pamor ini mirip dengan pamor<br />Ujung Gunung pada bilah keris dengan posisi<br />yang melintang. Tuahnya menolak mara bahaya<br />dan membuat lawan takut.<br /><br />WULUNG.<br />Ganja Wulung yaitu ganja tanpa pamor, hitam<br />kelam saja. Khasiatnya untuk memperkuat dan<br />memperbesar daya tuah keris. Ganja wulung<br />dianggap juga sebagai kamuflase terhadap jenis<br />pamor pada wilahnya.<br /><br />PERLAMBANG DAN TUAH<br />Kebudayaan perlambang dimiliki oleh bangsa manapun, misalnya bendera kita merah putih yang<br />melambangkan berani dan suci, demikian juga bentuk pamor pada tosan aji mempunyai perlambang<br />tertentu.<br />Bentuk yang cenderung bulatan atau lingkaran<br />melambangkan sesuatu yang sifatnya keduniaan,<br />lambing harapan atas rejaki dari Allah YME,<br />ketentraman keluarga dan sebagainya.<br />Bentuk yang mengarah kepersegi empat, siku atau<br />sudut melambangkan harapan agar pemiliknya bisa<br />bertahan terhadap segala sesuatu yang sifatnya tidak<br />baik seperti godaan atau serangan baik phisik atau<br />non-phisik.<br />Bentuk seperti garis-garis baik yang membujur atau melintang bilah melambangkan fungsi menolak<br />sesuatu yang tidak diinginkan, umpamanya menolak maksud jahat, angin ribut, hujan binatang buas<br />dan sebagainya.<br />Selain itu ada juga kombinasi ketiganya karena kebanyakan pamor justru mirip lukisan abstrak dan<br />penuh perlambang.<br />Untuk mengetahui cocok tidaknya suatu tosan aji dengan melihat perlambang pada pamor, diperlukan<br />perasaan yan tajam, seperti orang yang menilai suatu lukisan diperlukan juga orang yang tahu seni<br />lukis dan peka rasa seninya.<br /><br />PENILAIAN PAMOR.<br />Dalam menilai pamor ada beberapa macam dan kadang istilahnya khas Jawa seprti :<br />Wujud Semuning Pamor<br />1. Pamor Mrambut : kesan rabaannya terasa seperti meraba rambut, munculnya pamor<br />dipermukaan bilah bagai serat-serat lembut dan halus dan biasanya terjadi di pamor Adeg<br />terutama yang jenis pamor miring.<br />2. Pamor Nggajih : kesannya seperti berlemak, bagai lapisan lemak beku menempel dibilah.<br />3. Pamor Mbugisan : kesan penglihatan gradasi warna pamor tidak kontras. Batas antara tepi<br />pamor dan bilah tidak terlalu nyata.<br />4. Pamor Sanak/Nyanak : kesan penglihatan dan rabaan tidak terlalu jelas, jadi gambar<br />pamor tidak terlalu jelas dan kalau diraba juga tidak jelas.<br />5. Pamor Kelem : pamor cukup jelas tetapi perbedaan warna dan kecemerlangan pamor<br />dengan warna besi tak terlalu nyata, rabaannya kurang nyekrak tapi juga bukan lumer.<br />6. Pamor Ngintip : kesan rabaannya kasar tetapi tidak tajam. Jika dibandingkan dengan<br />lukisan seperti lukisan dengan menggunakan palet bukan cat.<br />Tanceping Pamor.<br />Artinya kurang lebih kondisi tertancapnya bahan pamor pada besi bilah, ada tiga jenis yaitu : Pandes,<br />Lumer Pandes dan Kumambang.<br />Pamor Pandes, tertanam kuat pada bilah seolah mengakar dan tegas menyembul kebilah.<br />Pamor Lumer Pandes, tertancap kuat pada bilah tetapi tidak terlalu tegas menyembul di bilah, bila<br />diraba terasa halus, tidak nyekrak.<br />Pamor Kumambang, kesannya mengambang pada bilah dan tidak terlalu kuat menempel pada<br />bilah.<br />Ketiganya sebetulnya hanya merupakan kesan pengelihatan dan rabaan setelah keris jadi dan tidak<br />tersangkut dengan cara serta sistem pembuatannya.<br /><br />PENAMAAN PAMOR.<br />Pada umumnya penamaan pamor seperti gambar pamor tersebut, misalnya Pamor Pari Sawuli (Padi<br />Seuntai) mirip dengan padi yang seuntai, begitu juga Bawang Sebungkul, Ron Pakis dan sebagainya.<br />Tetapi ada juga penamaannya bukan dengan membandingkan kemiripan dengan benda tertentu<br />seperti pamor Raja Abala Raja atau Pandita Bala Pandita, apalagi yang termasuk pamor titipan seperti<br />Makrip, Tamsul, Dikiling yang bentuknya menyerupai lambing namun seolah mempunyai maksud<br />tertentu.<br />Ada dua pendapat mengenai penamaan pamor.<br />Pertama, bila si Empu ingin membuat Ron Genduru tetapi gagal dan jadinya Ganggeng Kanyut maka<br />namanya harus tetap Ron Genduru tetapi Ron Genduru yang gagal dan bukan Ganggeng Kanyut.<br />Kedua, dilihat dari bentuk jadinya, sehingga pamor tersebut dinamakan Ganggeng Kanyut.<br />Mana dari kedua pendapat tadi yang benar terserah pada penilaian kita masing-masing.<br /><br />PENAMAAN SECARA UMUM.<br />Banyak tosan aji mempunyai gabungan atau kombinasi dari beberapa pamor, ada pamor dibagian<br />pangkalnya lain dengan bagian ujungnya dan ada yang sisi bilah satu lain dengan sisi bilah lainnya.<br />Ada lagi dalam satu pamor terselip pamor lainnya, lalu bagaiman cara penamaannya ?.<br />Jika pamor itu merupakan kombinasi satu sama lainnya terpisah menjadi dua atau tiga kesatuan<br />pamor maka umumnya dinamakan sederhana pamor Dwi Warna atau Tri Warna.<br />Kalau pamor yang satu menyelip kedalam pamor yang lain maka pamor yang satu dianggap pamor<br />titipan dan nama pamor tetap menggunakan nama pamor yang lebih dominan.<br /><br />PAMOR YANG MENYATU ANTARA BILAH DAN GANJA.<br />Ada lagi bentuk pamor yang merupakan kesatuan antara bilah dan ganjanya, jadi pamornya sebagian<br />ada pada bilah dan sebagian lainnya pada ganja.<br /><br />PAMOR ASIHAN.<br />Bentuknya sama dengan Ngulit Semangka hanya pamornya<br />menyambung antara bilah dan ganjanya, karena tuahnya memperlancar<br />pergaulan termasuk antar jenis, maka pamor ini disebut Asihan. Secara<br />lengkap disebut Pamor Ngulit Semangka Asihan. Ada juga Wos Wutah<br />Asihan tetapi jarang sekali. Kedua pamor Ngulit Semangka dan Wos<br />Wutah ini tidak pemilih tetapi pada pamor Asihan keris itu menjadi<br />pemilih dan tidak setiap orang cocok.<br /><br />PANCURAN MAS.<br />Pamor ini juga ornamennya dari bilah menyebrang ke Ganja.<br />Pada bilahnya pamor ini sama betul dengan sada Saeler tetapi<br />pada bagian ganja berbentuk cabang seperti lidah ular.<br />Tuahnya dianggap sama dengan Udan Mas dan tergolong tidak<br />pemilih, cocok untuk semua orang.<br /><br />ADEG IRAS.<br />Pamor Adeg yang menyebrang langsung ke Ganja, tetap bukan<br />ditambahi Asihan melainkan dengan tambahan Iras menjadi<br />Adeg Iras dan tuahnya sama dengan pamor Adeg lainnya.<br /><br />PAMOR PAMOR YANG HAMPIR SAMA.<br />Ada beberapa jenis pamor yang bentuknya hampir sama dan sering dikacaukan orang penamaannya.<br />Yang paling sering dikacaukan adalah pamor Wos Wutah, Pulo Tirto dan Pendaringan Kebak.<br />Pamor Pulo Tirto memang mirip sekali dengan Wos Wutah, bedanya pada Pulo Tirto motif<br />gumpalannya terpisah satu sama lainnya dalam jarak cukup jauh sekitar 2 samai 3 cm. Sedangkan<br />pamor Wos Wutah, gumpalannya cukup rapat, seandainya terpisahpun jaraknya cukup dekat sekitar 1<br />cm saja.<br />Pamor Pendaringan Kebak juga mirip Wos Wutah, tetapi Pendaringan Kebak lebih penuh dan rapat<br />serta nyaris memenuhi seluruh permukaan bilah. Dari bawah sampai ujung bilah dan dari tepi satu<br />ketepi yang lainnya.<br />Kemudian pamor Adeg, Mrambut dan Ilining Warih.<br />Adeg berupa garis-garis yang tidak terputus dari bagian<br />sor-soran sampai ujung. Sedang Mrambut serupa benar<br />dengan Adeg, tetapi garisnya terputus-putus. Pamor<br />Ilining Warih sama dengan pamor Adeg hanya saja<br />garisnya bercabang dibeberapa tempat. Jadi bedanya<br />kalau garis itu tidak terputus disebut pamor Adeg, kalau<br />terputus disebut Mrambut dan kalau bercabang<br />namanya Ilining Warih.<br />Dengan demikian bila ada yang mengatakan pamor<br />Adeg Mrambut sebetulnya tidak tepat, karena pamor<br />Adeg ada sendiri dan Mrambut ada sendiri.<br />Jenis lain yang hampir sama adalah Ujung Gunung,<br />Junjung Drajat, Raja Abala Raja dan Pandito Bolo<br />Pandito. Secara umum keempat pamor itu berupa<br />garis yang menyudut. Bedanya kalau Ujung Gunung,<br />kaki garis sudut itu menerjang bilah. Pada pamor<br />Raja Abala Raja, mirip Ujung Gunung, tetapi garis<br />yang membentuk sudut menyebar diberbagai<br />tempat, dibagian sor-soran, bilah dan ujungnya.<br />Kalau pamor Junjung Drajat, serupa dengan Rojo<br />Abolo Rojo, hanya keseluruhan gambar itu berhenti<br />dibagian tengah bilah dan diatasnya ada pamor lain.<br />Keempat pamor ini sering sekali dikacaukan orang.<br />Selain itu, pamor Udan Mas, Segara Wedhi, Sisik Sewu dan Tetesing Warih juga banyak dikacaukan<br />orang, karena pamor Udan Mas lebih popular maka sering pamor Segara Wedi, Sisik Sewu atau<br />Tetesing Warih dinamakan juga Udan Mas.<br />Agar lebih jelas, perincian Pamor Udan Mas seharusnya :<br />Jumlah lingkaran pusarannya minimal tiga lingkaran, tetapi<br />umumnya ada lima lingkaran, bahkan yang baik (bila dilihat<br />kaca pembesar) ada 8 lingkaran dengan diameter sekitar 5<br />milimeter, penempatan pamornya bisa teratur seperti kartu<br />domino dan bisa juga tersebar tak beraturan disela sela pamor<br />Wos Wutah.<br />Pamor Udan Mas Segara Wedi<br />Raja Abala Raja<br />Pandito bolo Pandito<br />Pamor Segara Wedhi penampang lingkarannya lebih kecil lagi, sekitar tiga millimeter saja letaknya<br />cenderung mengumpul ditepi bilah dan ditengah bilah umumnya ada pamor Wos Wutah, Pulo Tirto<br />atau Ngulit Semangka atau pamor lainnya.<br />Kalau Sisik Sewu sedikit lebih kecil dari Segara<br />Wedhi, banyak jumlahnya dan rapat satu sama<br />lainnya diseluruh permukaan bilah. Begitu<br />rapatnya sehingga sering tumpang tindih satu<br />sama lainnya.<br />Pamor Tetesing Warih, mirip Udan Mas, tetapi<br />jumlah lingkarannya atau pusarnya hanya tiga<br />atau kurang dan kadang bercampur disela<br />pamor Wos Wutah atau Pendaringan Kebak.<br /><br />SALAH KAPRAH DALAM PENAMAAN PAMOR.<br />Kesalahan dalam penamaan pamor sering dijumpai diantara pecinta keris, celakanya kesalahan ini<br />sering keterusan dan dianggap sesuatu yang betul sehingga nama asli dari pamor tersebut malah<br />kurang dikenal.<br />Yang paling sering dikelirukan adalah<br />pamor Adeg, dikenal sebagai pamor<br />Singkir, padahal Singkir seharusnya nama<br />empu, hanya kebetulan saja empu ini<br />banyak membuat pamor Adeg.<br />Salah kaprah seperti ini banyak terjadi di<br />Jawa Tengah.<br />Kesalahan yang mirip dengan itu adalah<br />penamaan pamor dengan sebutan “bulu<br />ayam”. Pamor seperti Ron Genduru, Ron<br />Pakis, Mayang Mekar, Sekar Tebu, Pari<br />Sawuli dan yang mirip itu, semuanya<br />dianggap sama dan disebut pamor “bulu<br />ayam”. Salah kaprah seperti ini banyak<br />terjadi di Jawa Timur.<br />Salah kaprah lainnya pamor Sedayu, ini salah, karena Sedayu adalah daerah yang banyak membuat<br />keris pada jaman Majapahit dengan empunya yang terkenal Empu Pangeran Sendang Sedayu.<br />Buatannya hanya berpamor sedikit saja dan terkadang tanpa pamor, akibatnya semua yang tanpa<br />pamor atau sedkit sekali pamornya disebut pamor Sedayu.<br />Keris yang tanpa pamor ini, yang besinya hitam mulus, disebut “tanpa pamor” saja atau “Kelengan”.<br /><br />BUNGKALAN.<br />Ini bukan nama pamor tetapi bentuk pamor pada<br />ujung bilah keris atau tombak, pamor apapun<br />apabila pada dekat ujung bilah bercabang dua dan<br />kedua cabang itu menerjang tepi bilah dinamakan<br />pamor Bungkalan. Sepintas seperti lidah ular.<br />Ron Pakis Ron Genduru Mayang Mekar<br /><br />NAMA DAN ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN PAMOR DAN BENTUK KERIS.<br />PAMENGKANG JAGAD.<br />Ada celah memanjang ditengah bilah yang disebabkan retak, paling banyak terjadi dikeris dengan<br />pamor miring. Ini terjadi saat membuat saton sewaktu penempaan suhunya kurang tinggi sehingga<br />ada bagian tertentu yang penempelan besi dan bahan pamornya atau dengan lapisan besi lainnya<br />kurang sempurna.<br />Tetapi ini baru diketahui setelah keris jadi, terutama<br />waktu nyepuhi tiba tiba keris itu retak. Jadi dari segi<br />teknik pembuatan keris ini tergolong mis-product.<br />Karena itu pulalah maka keris yang Pamengkang Jagad<br />umumnya bukan keris yang mempunyai garap baik.<br />Kalangan kraton juga menganggap keris ini tergolong<br />tidak baik.<br />Yang mengherankan kalangan luar keraton banyak yang menganggap ini keris baik, malah amat baik,<br />ini juga disukai di Malaysia, Serawak, Brunei. Diduga ini dikarenakan keris dengan teknik lapis itu<br />dibuat oleh empu keraton sehingga biasanya selalu baik dan mis-product juga tetap dianggap baik<br />mutunya.<br />Dari segi esoteri keris Pamengkang Jagad termasuk pemilih, tidak semua orang bisa cocok, tuahnya<br />bisa dirasakan juga oleh orang sekelilingnya, dianggap cocok untuk orang yang mempunyai<br />kekuasaan diwilayah tertentu seperti Bupati, Komandan Kodim dsb.<br /><br />PEGAT WAJA.<br />Keris ini juga keris retak, Cuma retaknya bukan antara besi dengan besi atau besi dengan pamor<br />melainkan antara saton dan lapisan bajanya. Oleh karena itu keris Pegat Waja hanya akan terjadi<br />pada keris-keris yang dilapisi baja saja.<br />Keratakan ini terjadinya bukan vertical permukaan bilah, melainkan horizontal. Mirip dengan<br />keretakan pada kayu Plywood yang tertimpa hujan (nglokop), keris ini sebaiknya dibuang atau<br />dilarung saja karena kurang baik.<br /><br />REJANG LANDEP.<br />Ini bukan nama salah satu pamor tetapi alur pamor tidak mengarah kealur ditengah melainkan ada<br />bagian (ujungnya) keluar dari bilah (lihat gambar).<br />Apapun pamornya, keris ini<br />tuahnya buruk dan biasanya<br />membawa suasana sengketa<br />serta salah pengertian. Tetapi<br />ada juga yang menyimpan<br />dengan maksud tuah keris ini<br />bisa membantu bila yang punya<br />melakukan suatu kesalahan dan<br />bisa terhindar dari hukuman.<br />Keris yang telah auspun pamornya bisa berubah menjadi Rejang Landep.<br /><br />PAMOR DAN NAMANYA<br />Nama untuk pamor keris berlaku juga untuk tosan aji lainnya seperti Tombak, Wedung, Pedang dsb.<br />Khusus pamor yang pemilih yang biasanya diperuntukan untuk kedudukan tertentu atau karakter<br />tertentu, sebaiknya di “tayuh” dahulu apakah cocok atau tidak sedangkan yang tidak pemilih bisa<br />dimiliki oleh siapa saja.<br /><br />WOS WUTAH.<br />Pamor yang paling banyak dijumpai, bentuknya tidak teratur tetapi tetap indah dan umumnya<br />tersebar dipermukaan bilah. Ada yang berpendapat pamor ini pamor gagal, saat si empu ingin<br />membuat sesuatu pamor tetapi gagal maka jadilah Wos Wutah. Tetapi ini dibantah dan beberapa<br />empu dan pamor ini memang sengaja dibuat serta termasuk pamor tiban.<br />Pamor ini berkhasiat baik untuk ketentraman dan keselamatan pemiliknya, bisa digunakan untuk<br />mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang sekelilingnya, pamor ini tidak pemilih.<br />Contoh Pamor WOS WUTAH<br /><br />NGULIT SEMANGKA<br />Sepintas seperti kulit semangka, tuahnya seperti<br />Sumsum Buron, memudahkan mencari jalan rejeki dan<br />mudah bergaul pada siapa saja dan dari golongan<br />manapun. Pamor ini tidak memilih dan cocok bagi<br />siapa saja.<br /><br />TAMBAL.<br />Mirip goresan kuas besar pada sebuah bidang lukisan.<br />Tuahnya biasanya menambah kewibawaan dan<br />menunjang karier seseorang. Menurut istilah Jawa bisa<br />menjunjung derajat. Pamor ini termasuk pemilih dan<br />tidak setiap orang cocok.<br /><br />PULO TIRTO.<br />Seperti Wos Wutah hanya gumpalan gambarnya<br />terpisah agak berjauhan, seperti bentuk pulau pada<br />peta. Tuahnya sama dengan pamor Wos Wutah.<br /><br />SUMSUM BURON.<br />Pamor ini juga mirip Wos Wutah, gumpalan juga<br />terpisah agak berjauhan seperti Pulo Tirto hanya agak<br />lebih besar dan lebih menyatu. Tuahnya baik, tahan<br />godaan dan murah rejeki serta tidak pemilih.<br /><br />MELATI RINONCE.<br />Bentuknya mirip pamor Rante tetapi umumnya<br />bulatannya lebih kecil dan tidak berlubang. Bulatan itu<br />berupa pusaran pusaran mirip dengan pamor Udan Mas<br />tetapi agak lebih besar sedikit.<br />Tuahnya mencari jalan rejeki dan menumpuk kekayaan.<br />Untuk pergaulan juga baik, pamor ini tidak memilih dan<br />bisa digunakan siapa saja.<br /><br />RANTE.<br />Tuah utama pamor ini adalah untuk menampung dan<br />mengembangkan rejeki yang didapat. Bisa mengurangi<br />sifat boros, tetapi bukan pelit.<br />Cocok untuk semua orang baik digunakan berdagang<br />atau berusaha. Bentuknya agak mirip pamor Melati<br />Rinonce, hanya bedanya pada bulatannya ada semacam<br />gambar “lubang”.<br /><br />ADEG.<br />Pamor Adeg banyak dijumpai, tergolong pamor pemilih<br />tetapi lebih banyak yang cocok daripada tidak. Tuahnya<br />terutama sebagai penolak, ada yang menolak gunaguna,<br />ada yang menolak wabah, angin ribut, banjir dan<br />lainnya. Ada yang hanya menolak satu sifat ada yang<br />beberapa sifat penolakan.<br /><br />MRAMBUT.<br />Sepintas seperti Adeg, bahkan ada yang<br />menyamaratakan dengan membuat istilah baru Adeg-<br />Mrambut. Padahal sebenarnya lain. Pamor Mrambut<br />alurnya terputus-putus. Tuahnya hampir sama dengan<br />pamor Adeg. Tergolong pemilih, tidak semua orang<br />cocok.<br /><br />SEKAR LAMPES.<br />Tuah dari pamor ini mirip dengan pamor Tumpal Keli.<br />Hanya pada pamor Sekar Lampes umumnya juga<br />mengandung tuah yang menambah kewibawaan<br />pemakainya dan tergolong pamor yang tidak pemilih.<br /><br />ILINING WARIH.<br />Rejeki yang lumintu, walaupun sedikit demi sedikit<br />tetapi selalu ada saja. Itulah yang utama tuah dari<br />Ilining Warih. Selain soal rejaki, pamor ini juga baik<br />untuk pergaulan. Tidak memilih dan umumnya cocok<br />untuk siapapun.<br /><br />BLARAK NGIRID.<br />Disebut juga kadang dengan “Blarak Sinered”, tapi<br />ada juga yang menyebut Blarak Ngirid lain dengan<br />Blarak Sinered. Tuah utamanya menambah<br />kewibawaan dan juga baik untuk pergaulan karena<br />disayang orang sekelilingnya, baik pihak atasan atau<br />bawahan. Pamor ini tergolong pemilih.<br /><br />RON PAKIS.<br />Mirip sekali dengan Blarak Ngirid, hanya pada bagian<br />tepinya seolah ada sobekan. Tergolong pemilih dan<br />tuahnya untuk kewibawaan serta keberanian (tatagbhs<br />jawa). Baik dimiliki oleh orang yang<br />berkecimpung dibidang Militer dan Keprajuritan.<br /><br />KOROWELANG.<br />Juga hampir sama dengan Blarak Ngirid atau Ron<br />Pakis, tetapi “daun” nya lebih besar dan lebih<br />menyatu. Tuahnya juga hampir sama dengan Blarak<br />Ngirid, tetapi fungsi pergaulannya lebih besar dari<br />fungsi wibawanya. Beberapa keris dengan pamor ini<br />(tidak semua) baik juga untuk mencari jalan rejeki.<br />Tergolong pamor pemilih.<br /><br />RON GENDURU.<br />Ada yang menyingkat menjadi RONGENDURU atau<br />menyebut RON KENDURU. Agak mirip Ganggeng<br />Kanyut tetapi relatif susunannya lebih teratur dan<br />rapi. Tuahnya berkisar pada kewibawaan dan rejeki.<br />Baik digunakan untuk pengusaha yang punya banyak<br />anak buah. Tergolong pamor pemilh.<br /><br />MAYANG MEKAR.<br />Bentuknya indah sekali seperti daun Seledri, tuahnya<br />memperlancar pergaulan dan dikasihani orang<br />sekeliling. Beberapa diantaranya malah bertuah<br />memikat lawan jenis. Tergolong pamor pemilih.<br /><br />WIJI TIMUN.<br />Menyerupai biji ketimun. Hampir sama dengan pamor<br />Uler Lulut tetapi lebih kecil dan lonjong. Tuahnya juga<br />untuk mencari jalan rejeki. Ada sedikit unsure<br />kewibawaan. Baik untuk pedagang maupun untuk<br />pengusaha. Pamor ini agak pemilih.<br /><br />KENONGO GINUBAH.<br />Tuahnya menarik perhatian orang. Pergaulannya baik<br />dan diterima digolongan manapun. Tetapi pamor ini<br />termasuk pemilih.<br /><br />WALANG SINUDUK.<br />Bentuknya mirip dengan satai belalang. Posisi<br />belalang-belalangnya bisa miring kekiri, bisa kekanan.<br />Tuah utamanya mempengaruhi orang lain.<br />Wibawanya besar sehingga baik dimiliki oleh pemuka<br />masyarakat, guru, pemimpin politik. Tergolong pamor<br />pemilih.<br /><br />TUMPAL KELI.<br />Tuahnya baik untuk pergaulan. Bisa menunjang karier<br />karena pemiliknya akan disayang atasan. Termasuk<br />pamor tidak pemilih.<br /><br />BENDOSEGODO.<br />Bentuknya menyerupai bulatan menggumpal dari<br />bawah keatas. Tuahnya untuk jalan rejeki dan<br />pergaulan serta ketentraman rumah tangga.<br />Tergolong tidak pemilih.<br /><br />MELATI SINEBAR.<br />Mirip pamor Tetesing Warih, merupakan bulatan<br />bersusun rangkap tiga atau lebih tetapi bulatannya<br />tidak sempurna betul dengan garis tengah sekitar 1<br />cm. Tempatnya ditengah bilah dan jarak satu bulatan<br />dengan lainnya sekitar 1 cm atau lebih. Pamor ini<br />tergolong tidak pemilih dan tuahnya untuk mencari<br />rejeki.<br /><br />MANIKEM.<br />Tergolong pamor langka dan hanya dijumpai dikeris<br />muda terutama tangguh Madura. Bentuknya mirip<br />Melati Rinonce atau Melati Sato-or tetapi garis<br />penghubung antar bulatan-bulatannya lebih gemuk,<br />lebih lebar. Sedangkan bulatannya juga lebih lebar<br />dibandingkan Melati Rinonce, bahkan ada yang<br />hampir menyentuh tepi bilah. Tergolong tidak pemilih<br />dan bertuah memudahkan mencari rejeki.<br /><br />SEKAR KOPI.<br />Ditengah bilah ada pamor yang menyerupai garis<br />tebal dari sor-soran sampai dekat ujung bilah. Dikiri<br />kanan garis tebal ini terdapat lingkaran-lingkaran<br />bergerombol atau berkelompok. Satu kelompok terdiri<br />dari dua atau tiga lingkaran menempel pada garis<br />tebal seolah-olah biji kopi menempel pada tangkai<br />bijinya. Tuahnya memperlancar rejeki tergolong tidak<br />pemilih tetapi termasuk pamor langka.<br /><br />BONANG RINENTENG.<br />Ada yang menyebutnya Bonang Sarenteng, agak<br />mirip dengan pamor Sekar Kopi tetapi bulatannya<br />hanya satu. Boleh dikiri-kanan secara simetris atau<br />selang seling. Baik Bonang Rinenteng ataupun Sekar<br />Kopi, bulatannya seperti pusaran di pamor Udan Mas.<br />Tergolong tidak pemilih dan memudahkan mencari<br />rejeki.<br /><br />JUNG ISI DUNYA.<br />Bentuknya mirip Putri Kinurung. Bedanya bulatanbulatan<br />kecil yang terdapat pada “kurungan” bulatan<br />relatif lebih besar. Ada juga yang bentuknya sepintas<br />mirip pamor Bendo Segodo. Tuahnya untuk<br />“menumpuk” kekayaan dan tidak pemilih.<br /><br />WULAN-WULAN.<br />Di Jawa Timur disebut Bulan-Bulan. Mirip Melati<br />Sinebar atau mirip Bendo Segodo. Bedanya pada<br />pamor Wulan-Wulan , bagian tengahnya berlubang<br />jelas. Tuahnya memudahkan mencari jalan rejeki dan<br />mengikat langganan. Sering disimpan ditoko atau<br />warung.<br /><br />TUNGGAK SEMI.<br />Pamor ini terletak ditengah Sor-soran, bentuk seperti<br />tampak digambar samping. Berkombinasi dengan<br />pamor Wos Wutah. Tuahnya untuk mendapatkan<br />rejeki walau bagaimanapun kecilnya. Tidak termasuk<br />pamor pemilih.<br /><br />BAWANG SEBUNGKUL.<br />Bentuknya memang mirip bungkul bawang, berlapislapis.<br />Paling sedikit ada lima lapisan dan terletak di<br />sor-soran. Tuahnya dibidang rejeki , untuk<br />pengembangan modal. Cocok untuk orang yang<br />bekerja di Bank dan pengembangan modal. Tidak<br />pemilih.<br /><br />UDAN MAS.<br />Pamor ini banyak dicari orang, terutama pedagang<br />dan pengusaha. Bentuknya merupakan pusaran atau<br />gelang-gelang berlapis, paling sedikit ada tiga lapisan.<br />Letaknya ada yang beraturan dan ada yang<br />berserakan. Pamor ini sering pula berkombinasi<br />dengan Wos Wutah atau Tunggak Semi. Manfaatnya<br />untuk mencari rejeki dan tidak pemilih.<br /><br />SISIK SEWU.<br />Seperti gambar sisik ikan, tetapi bila diperhatikan<br />seperti pamor Udan Mas menggumpal menjadi satu,<br />namun pamor ini kurang begitu dikenal, mungkin<br />karena memang jarang. Selain untuk rejeki juga<br />untuk meningkatkan wibawa. Cocok bagi pengusaha<br />dengan banyak karyawan.<br /><br />PUTRI KINURUNG.<br />Bentuknya menyerupai gambaran danau dengan tiga<br />atau lebih “pulau” ditengahnya. Letaknya ditengah<br />sor-soran. Tuahnya untuk memudahkan mencari<br />rejeki dan mencegah sifat boros. Bisa diterima<br />dikalangan manapun. Tidak pemilih.<br /><br />GUMBOLO GENI.<br />Sering juga disebut “Gumbolo Agni” atau “Gumbolo<br />Gromo”. Letaknya ditengah sor-soran dan gambarnya<br />seperti “binatang Kala” dengan posisi ekor seperti<br />menyengat. Tuahnya baik, wibawanya besar dan bisa<br />untuk “singkir baya”, baik dimiliki oleh pimpinan sipil<br />ataupun militer. Termasuk pamor pemilih.<br /><br />TANGKIS.<br />Panamaan dari pamor yang hanya terdapat pada satu sisi saja dan sisi lain tanpa pamor alias<br />kelengan, kadang kalau pamor atau bentuk bilah berlainan kiri-kanan sering juga disebut pamor<br />Tangkis. Namun ini harus diperhatikan juga apakah memang tidak ada pamornya ataukah sudah<br />hilang karena terkikis atau aus. Kalau karena aus maka ini bukan pamor Tangkis. Tuahnya menolak<br />wabah penyakit.<br /><br />PENGAWAK WAJA.<br />Ini istilah untuk keris TANPA pamor sama sekali. Pada keris muda, Pengawak Waja memang tidak<br />diselipi bahan pamor, tetapi pada keris tua masih mengandung bahan pamor walau tidak kelihatan<br />karena penempaan dibuat ratusan kali bahkan ribuan kali lipatan sehingga sudah menyatu dan luluh<br />bilahnya. Hanya tampak seperti urat halus atau serat saja.<br />Tuahnya susah dibaca, hanya mereka yang mengetahui ilmu esoteri saja yang bisa membaca.<br /><br />TRIMAN.<br />Ada yang menyebut Pamor TARIMO, mirip sekali dengan<br />WOS WUTAH, tetapi agak rapat dan pamor ini tiba tiba<br />berhenti ditengah bilah, kadang hanya ada di sor-soran<br />saja. Pamor ini sesuai untuk yang berusia lanjut,<br />pensiunan dan tidak lagi memikirkan soal duniawi. Baik<br />juga dipunyai oleh yang bersifat brangasan, suka marah<br />tetapi kurang baik dipunyai oleh mereka yang masih aktif<br />bekerja.<br /><br />ANDHA AGUNG.<br />Mirip pamor Rojo Abolo Rojo tetapi ukurannya relatif lebih<br />kecil. Terletak ditengah bilah biasanya dikelilingi pamor<br />Wos Wutah dan panjang hanya sepertiga atau setengah<br />bilah. Tuahnya menyangkut kederajatan dan kewibawaan.<br />Tergolong pamor tidak pemilih.<br /><br />KUL BUNTET.<br />Mirip pamor Batu Lapak, bedanya pusarannya hanya satu<br />dan alurnya melingkar dan secara keseluruhan lebih bulat<br />dibandingkan pamor Batu Lapak. Tuahnya hampir sama<br />dengan Batu Lapak tetapi Kul Buntet punya nilai rejeki.<br />Selain menghidarkan bahaya juga menghalangi usaha<br />penipuan. Umumnya pamor ini baik untuk semua orang.<br /><br />KUTO MESIR.<br />Ada yang menyebut “Kutu Mesir” atau “Kutu Masir”.<br />Bentuknya terdiri dari tumpukan gelang gelang tidak<br />begitu bulat tetapi cenderung agak persegi. Letaknya<br />dibagian sor-soran dan tuahnya hampir sama dengan Kul<br />Buntet tetapi fungsi rejeki nya lebih kuat. Biasanya dicari<br />pedagang, pengusaha dan pejabat tinggi. Pamor ini sering<br />dikombinasi dengan pamor lain seperti Wos Wutah dan<br />Tunggak Semi.<br /><br />DAN RIRIS.<br />Ada yang menyebut Udan Riris, ada yang penuh dari sorsoran<br />sampai ujung bilah, ada yang “mengisi” sebagian<br />bilah saja. Walau bentuknya tidak seindah pamor<br />Nogorangsang namun umumnya tuahnya lebih kuat.<br />Selain kewibawaan dan kepemimpinan ada fungsi untuk<br />menolak guna-guna. Pamor ini pemilih.<br /><br />REGED BANYU.<br />Pamor ini ada yang menghias seluruh bilah, ada yang<br />sebagian saja, tidak dari sor-soran keujung bilah. Tuahnya<br />untuk melindungi si pemilik dari musibah mendadak.<br />Bahasa Jawanya “Singkir Baya” atau “Tulak Bilahi”. Pamor<br />ini tidak pemilih.<br /><br />ROJO SULEMAN.<br />Ada yang menyebut pamor Nabi Sulaiman.<br />Banyak pula yang mengatakan ini adalah<br />rajanya pamor. Letaknya ditengah sor-soran.<br />Tuahnya memang merupakan kumpulan dari<br />hal-hal yang baik, positip. Menghindari bahaya<br />dan mencari jalan rejeki, wibawanya kuat,<br />disayang dan disegani orang disekilingnya.<br />Namun pamor ini punya sifat “memilih”.<br /><br />BATU LAPAK.<br />Bentuknya menyerupai pusaran yang<br />melingkar-lingkar, biasanya lebih dari lima.<br />Letaknya di sor-soran tengah. Tuahnya “Singkir<br />Baya”. Baik untuk anggota Militer ataupun<br />orang biasa. Berkhasiat bagi yang mempelajari<br />kekebalan, bela diri. Pamor tidak memilih.<br /><br />SIRAT.<br />Kadang disebut “Teja Bungkus” atau “Bima Bungkus”,<br />baik dipegang oleh mereka yang punya posisi pimpinan<br />karena factor wibawa, kepemimpinan dan disayang anak<br />buah.<br /><br />TUNGGUL WULUNG.<br />Yang baik kalau pamor Tunggul Wulung ini merupakan<br />pamor tiban. Bentuknya mirip gambar anak yang sangat<br />sederhana, hanya kepala, tangan dan kaki dan menempati<br />daerah blumbangan. Tuahnya menolak berbagai macam<br />penyakit dan tidak memilih tetapi pemiliknya harus<br />berperi-laku baik, tak boleh menyeleweng. Tergolong<br />pamor langka.<br /><br />LINTANG KEMUKUS.<br />Disebut juga “Kukus Tunggal”, bentuknya seperti Sodo<br />Saler, hanya dibagian sor-soran pamor ini menggumpal.<br />Gumpalan ini boleh berupa Benang Setukel atau Tunggak<br />Semi atau Wos Wutah atau juga Bawang Sebungkul.<br />Selain dipercaya membawa rejeki juga untuk ketenaran<br />dan menambah wibawa. Tidak pemilih.<br /><br />PANCURAN MAS.<br />Banyak dicari pedagang dan pengusaha karena dipercaya<br />membawa keberuntungan bagi pemiliknya, lagipula tidak<br />pemilih. Bentuknya mirip Sada Saler tetapi dibagian<br />ganjanya tepat diujung Sada Saler pamornya seperti<br />bercabang dua.<br /><br />SADA SALER.<br />Arti harfiahnya Lidi Sebatang, bentuknya sesuai dengan<br />namanya. Berupa garis lurus membujur sepanjang bilah.<br />Tuahnya ada yang untuk menambah kewibawaan,<br />ketenaran (populeritas) atau keteguhan iman dan pamor<br />ini cocok untuk semua orang.<br /><br />WENGKON.<br />Ada yang menamakan pamor Tepen. Bentuknya mirip<br />bingkai (wengkon artinya bingkai). Tuahnya untuk<br />perlindungan, ada yang untuk menghindari dari godaan,<br />ada yang memperbesar rasa hemat dan ada yang untuk<br />menghindari dari guna-guna.<br /><br />KUDHUNG.<br />Pamor ini selalu terletak diujung bilah dan tuahnya seperti<br />namanya untuk melindungi pemiliknya dari serangan<br />guna-guna dan perlindungan dalam situasi darurat. Pamor<br />ini sering digunakan untuk “penunggu rumah”.<br /><br />SATRIYA PINAYUNGAN.<br />Ada dua macam pamor Satriya Pinayungan. Yang pertama<br />pamor pada bagian sor-soran, apa saja bentuknya, bisa<br />Wos Wutah, lalu diatas pamor itu (dekat ujung bilah)<br />terdapat pamor Kudhung.<br />Yang kedua, motif pada sor-soran menyerupai Udan Mas<br />tapi bentuknya teratur. Tiga bulatan mendatar diteruskan<br />beberapa bulatan keatas.<br />Tuahnya sama, membi perlindungan bagi pemiliknya dari<br />perbuatan sirik orang lain. Walau keduanya tidak pemilih<br />tetapi pamor yang pertama lebih cocok untuk mereka<br />yang bekerja di pemerintahan sedangkan yang kedua<br />untuk wiraswasta.<br />Untuk yang pertama dianut oleh penggemar keris dari Solo ketimur, sedang kedua oleh penggemar<br />dari Yogya ke barat, mana yang benar tetapi pendapat keduanya diterima oleh sebagian besar<br />penggemar keris.<br /><br />BADAELA.<br />Pamor ini tuahnya buruk, ada yang menyebut pamor<br />Bebala. Sebaiknya dilarung saja sebab pemiliknya akan<br />kena pindah, dicurigai serta menerima akibat buruk<br />pekerjaan orang lain<br /><br />SEGARA WEDHI.<br />Terjemahan dalam Bahasa Indonesia, Gurun Pasir. Namun<br />sifat tuahnya bukan berarti “kering kerontang” atau<br />“gersang” melainkan justru baik. Menurut banyak orang<br />tuahnya mudah mendapatkan rejeki. Mirip Udan Mas<br />tetapi bulatannya lebih kecil dan lebih banyak serta<br />tersebar diseluruh permukaan bilah. Pamor ini tergolong<br />tidak pemilih.<br /><br />UNTU WALANG.<br />Arti harafiahnya “Gigi Belalang”, tuahnya menambah<br />kewibawaan seseorang. Dituruti kata katanya dan pamor<br />ini tergolong pemilih, hanya orang yang punya kedudukan<br />cukup tinggi bisa cocok. Untuk guru dan pendidik<br />biasanya juga cocok.<br /><br />TUNDUNG.<br />Tergolong pamor yang buruk tuahnya. Sipemilik akan<br />sering pindah rumah atau diusir oleh sesuatu sebab.<br />Rumahtangga tidak tentram dan dijauhi rejeki. Sebaiknya<br />dibuang saja.<br /><br />ENDAS BAYA.<br />Tuahnya buruk, sipemilik sering dapat musibah karena<br />tingkah lakunya sendiri. Sebaiknya dibuang saja karena<br />siapapun pemakainya akan selalu sial.<br /><br />DHADHUNG MUNTIR.<br />Mirip Sada Saler tetapi “garis” ditengah bilah mempunyai<br />motif seperti pilinan tambang atau dhadhung. Tuahnya<br />sama dengan Sada Saler, menyangkut kewibawaan,<br />keteguhan hati. Pamor ini banyak terdapat pada keris<br />buatan Madura dan tergolong pamor pemilih.<br /><br />RAHTAMA.<br />Terletak dibagian sor-soran merupakan pamor tiban<br />diantara pamor dominan seperti Wos Wutah dan Ngulit<br />Semangka. Baik sekali jika diberikan pada suami-istri yang<br />baru menikah dengan harapan agar memperoleh anak<br />yang soleh dan berbudi luhur.<br /><br />PUSAR BUMI.<br />Disebut juga Puser Bumi. Bentuknya mirip Udan Mas<br />tetapi dengan skala yang jauh lebih besar, minimal<br />sebesar koin limapuluh rupiah dan kadang sampai 8 cm,<br />terutama pada bilah tombak. Pamor ini tergolong pamor<br />miring, merupakan lingaran yang berlapis dan bukan<br />melingkar seperti obat nyamuk, tuahnya baik tetapi<br />pemilih dan tidak semua orang “kuat” memilikinya.<br />Umumnya dipercaya sebagai pamor yang baik untuk<br />menjaga rumah.<br /><br />LINTAS MAS.<br />Letaknya dibagian tengah sor-roran, paling sedikit jumlah<br />pusaran-pusarannya ada lima buah. Baik untuk berdagang<br />terutama perhiasan. Pamor ini pemilih dan tuahnya hanya<br />bisa dirasakan oleh yang cocok saja.<br /><br />SODO SALER.<br />Bentuknya merupakan garis lurus dari sor-soran keujung<br />bilah. Tuahnya untuk kewibawaan dan keprajuritan serta<br />meneguhkan dalam mencapai cita-cita, baik untuk militer<br />atau yang berambisi mencapai sesuatu cita-cita.<br />Tergolong pemilih.<br /><br />NUR.<br />Letaknya ditengah sor-soran, mirip huruf S. tuahnya baik<br />terutama untuk guru, pemimpin atau orang yang dituakan<br />serta wibawanya besar, punya sifat pelindung dan tempat<br />bertanya orang lain. Sifatnya pemilih, untuk yang masih<br />“muda” umumnya kurang kuat.<br /><br />SEKAR SUSUN.<br />Hampir seperti Melati Rinonce tetapi ukuran bunganya<br />lebih besar. Bentuk bunga seperti bulatan pada pamor<br />Bendo Segodo. Memudahkan dalam mencari rejeki dan<br />tidak pemilih. Hanya ditemukan pada keris keris yang<br />relatif muda.<br /><br />SEKAR TEBU.<br />Hampir seperti Blarak Ngirid atau Sinered, tetapi ujungnya<br />tidak sampai kebilah keris, malainkan agak mengumpul<br />ditengah saja dan guratannya lebih halus. Tidak pemilih<br />dan tuahnya untuk kewibawaan dan kepemimpinan.<br /><br />KLABANG SAYUTO.<br />Seperti paduan pamor Blarak Ngirid dan Naga Rangsang.<br />Sepintas seperti seekor klabang dengan kaki seribunya.<br />Dipercaya bisa menambah kewibawaan dan kekuasaan.<br />Pamor ini tergolong pemilih dan hanya cocok bagi yang<br />memegang posisi pimpinan.<br /><br />MANGGAR.<br />Mirip untaian Bunga Kelapa. Merupakan kumpulan dari<br />bentuk pamor macam pamor Wiji Timun tetapi letaknya<br />sering menyudut, bersusun dari sor-soran keujung bilah.<br />Memudahkan mencari rejeki dan menonjol dalam<br />lingkungan pergaulan. Tidak pemilih.<br /><br />JALA TUNDA.<br />Tergolong pamor pemilih. Tuahnya untuk ketenaran,<br />untuk menonjol dalam lingkungandan tergolong pamor<br />langka walau dari teknik pembuatan tidak terlampau<br />sukar.<br />Sepintas mirip pamor Wengkon tetapi lebar dan pada<br />bagian dalam ada lekuk-lekuk yang terkadang simetris<br />berhadapan tetapi pada bagian lain sering tidak simetris.<br />Pamor Jala Tunda yang bagus, garis-garis yang menjadi<br />wengkon biasanya halus dan rangkap banyak sekali.<br /><br />SUMUR BANDUNG.<br />Merupakan bulatan hitam besi tanpa pamor sebesar uang<br />logam lima puluh sen-an atau lebih kecil sedikit letaknya<br />ditengah bilah, diantara pamor – biasanya Wos Wutah<br />nggajih atau Pendaringan Kebak nggajih. Banyak terdapat<br />pada keris buatan Madura. Tergolong pamor pemilih dan<br />paling cocok buat keprajuritan, militer atau yang belajar<br />ilmu kekebalan.<br /><br />BUNTEL MAYIT.<br />Nama yang menyeramkan, artinya “pembungkus mayat”.<br />Tergolong pamor sangat pemilih. Kalau cocok akan cepat<br />menanjak kariernya atau kekayaannya tetapi kalau tidak<br />cocok bisa mendapatkan malapetaka. Karena itu bila<br />menginginkan pamor ini sebaiknya ditanyakan dulu pada<br />mereka yang tahu agar bisa dilihat cocok atau tidaknya.<br /><br />JAROT ASEM.<br />Ini termasuk pamor langka walau tampaknya sangat<br />sederhana tetapi pembuatannya sangat sulit. Sepintas<br />seperti jalinan serabut kasar, saling menyilang arahnya<br />tetapi tidak ada kesan tumpang tindih. Pamor ini<br />dipercaya memberikan pengarus baik pada pemiliknya,<br />menjadi teguh hatinya dan besar tekatnya. Amat cocok<br />bagi yang punya cita cita besar baik dalam pendidikan<br />ataupun dalam pekerjaan.<br /><br />KENDHIT GUMANTUNG.<br />Ini termasuk pamor tiba. Letaknya dibagian sor-soran dan<br />biasanya bercampur pamor yang lebih dominan seperti<br />Wos Wutah atau Ngulit Semangka. Baik untuk setiap<br />orang. Dipercaya dapat menolak segala macam penyakit<br />menular, jadi seperti anti wabah. Tetapi pemiliknya harus<br />menjaga tingkah lakunya dan jangan sampai<br />menyeleweng dari jalan yang lurus.<br /><br />KUPU TARUNG.<br />Sepintas seperti gambar kupu-kupu sedang berlaga.<br />Namun esoterinya tidak ada sangkut paut dengan bidang<br />laga, bahkan baik untuk pergaulan. Pamor ini tidak<br />pemilih dan terletak sepanjang bilah dari sor-soran hingga<br />ujung bilah.<br /><br />MRUTU SEWU.<br />Mirip Udan Mas dan Sisik Sewu. Pamornya berupa bulatan<br />besar dan kecil, rapat satu sama lainnya dan disela pamor<br />yang berbentuk pusaran-pusaran itu ada semacam titiktitik<br />pamor kecil. Pamor ini memudahkan mencari rejaki<br />juga dipercaya orang memudahkan anak gadis atau janda<br />dalam mencari jodoh dan pamor ini tidak pemilih.<br /><br />RATU PINAYUNGAN.<br />Tergolong pamor tiban yang letaknya di sor-soran dan<br />biasanya bercampur pamor dominan lainnya.<br />Pengaruhnya baik pada pemiliknya, melindungi<br />marabahaya, berwibawa dan punya pengaruh luas. Baik<br />bagi seorang pimpinan tetapi tergolong keris pemilih.<br /><br />LAWE SETUKEL.<br />Biasa disebut “benang setukel” atau “saukel”. Sepintas<br />memang mirip benang yang diurai dari gulungannya. Keris<br />ini cocok untuk polisi, militer atau pekerja lapangan.<br />Banyak yang menganggap keris ini bisa menolak gunaguna<br />dan keris ini tergolong pemilih.<br /><br />YOGAPATI.<br />Hati-hatilah bila berjumpa dengan keris ini. Pamor ini<br />punya pengaruh buruk sekali, terutama buat yang<br />bekeluarga. Sering anak-anak sang pemilik sakit-sakitan<br />atau bahkan meninggal. Sebaiknya dilarung saja.<br /><br />KINASIHAN.<br />Ini pamor baik dan tidak pemilih, tuahnya disayang dan<br />dihormati orang sekeliling. Factor rejeki juga baik, bisa<br />lumintu (selalu ada saja)<br /><br />KALACAKRA.<br />Tergolong pamor langka. Untuk penguasaan wilayah,<br />kekuasaan dan kewibawaan serta kepemimpinan. Baik<br />dipakai oleh pemimpin masyarakat. Ada faktor penolak<br />bala dan guna-guna.<br /><br />BUNGKUS.<br />Bentuknya sederhana, Cuma gambaran seperti tonjolan<br />berlekuk-lekukbagai kepompong ulat dan letaknya di sorsoran.<br />Tuahnya memudahkan mencari rejeki, hemat serta<br />merupakan pamor yang tidak pemilih. Paling cocok untuk<br />pedagang atau pengusaha.<br /><br />SLAMET.<br />Bentuknya mirip bayi berjambul sedang tidur. Letaknya di<br />sor-soran dan juga terdapat pada tombak atau pedang.<br />Tuahnya adalah untuk keselamatan dan tergolong “singkir<br />baya”, termasuk berguna untuk menolak guna-guna.<br />Kelebihan dibanding pamor lain, pamor Slamet ini juga<br />mencegah fitnah serta omongan negatif. Tidak pemilih<br />dan cocok untuk semua orang.<br /><br />MAKRIB.<br />Kadang disebut pamor Makarib. Tuahnya baik sekali,<br />menyangkut kepemimpinan, rejeki dan keselamatan<br />dalam perjalanan dan pamor ini tidak pemilih.<br /><br />TELAGA MEMBLENG.<br />Bentuknya menyerupai gelang-gelang yang tidak begitu<br />bulat dan paling sedikit ada tiga gelang-gelang. Letaknya<br />pada bagian pejetan (blumbangan) dibelakang gandhik.<br />Tuahnya untuk penumpukan harta dan rejeki, yang sudah<br />kita terima sukar keluar lagi kecuali untuk hal yang<br />bermanfaat. Baik buat orang yang pemboros agar bisa<br />lebih hemat dan pamor ini tidak pemilih.<br /><br />PANGURIPAN.<br />Disebut juga pamor Ngurip-urip, mirip pamor Tamsul<br />Kinurung tetapi bentuk utamanya bukan jajaran genjang<br />melainkan lingkaran-lingkaran yang pada satu sisinya<br />seperti meleleh. Letaknya ditengah sor-soran, tuahnya<br />seperti namanya untuk memudahkan mencari sandangpangan,<br />rejeki. Pamor ini istimewa dan kadang bisa<br />digunakan untuk mengusir mahluk halus. Perbawanya<br />dijauhi binatang buas. Termasuk pamor tidak pemilih.<br /><br />DIKILING.<br />Ada yang menyebut pamor Dingkiling atau Cengkiling,<br />tuahnya buruk bagi yang sudah berumah tangga. Sering<br />ruwet, cekcok dan tidak tentram bahkan bisa jadi<br />rumahtangganya akan bubar.<br /><br />GANGGENG KANYUT.<br />Tuahnya seperti Sekar Lampes, tetapi yang menonjol<br />justru kewibawaannya, tergolong juga pamor pemilih.<br /><br />UNTHUK BANYU.<br />Mirip dengan air berbuih, tuahnya untuk rejeki dan<br />pergaulan serta mengurangi sifat boros. Tergolong tidak<br />pemilh.<br /><br />WENGKON.<br />Ada yang menyebut pamot Tepen, ada yang menyebut<br />Lis-lisan. Bentuknya merupakan alur pamor yang merata<br />sepanjang pinggiran bilah keris. Tuahnya macam-macam,<br />ada yang bersifat perlindungan bagi pemiliknya agar<br />terhindar dari bahaya. Ad yang memberikan perlindungan<br />terhadap godaan batin, ada pula yang menambah rasa<br />hemat. Pamor ini tidak pemilih.<br /><br />TEJO KINURUNG.<br />Seperti perpaduan pamor Sada Saler dan Wengkon,<br />tuahnya cenderung seperti Sada Saler yaitu berkaitan<br />dengan kepemimpinan dan derajat. Tergolong pemilih.<br /><br />WIJI SEMEN.<br />Tergolong pamor rekan dan juga pemilih. Tuahnya<br />melindungi dari guna-guna atau mahluk halus. Tergolong<br />pamor miring yang menempati bagian bilah dari sor-soran<br />sampai keujung bilah.<br /><br />TUMPUK.<br />Terletak dibagian sor-soran, bentuknya menyerupai garis<br />melintang antara tiga sampai lima lapis, manfaatnya<br />seperti Udan Mas, memudahkan “menumpuk” rejeki. Pada<br />umumnya kerisnya lurus dengan dapur kalau tidak Tilam<br />Upih atau Brojol.<br /><br />ROJOGUNDOLO (A).<br />Sebagian orang menyebut Gundolorojo. Umumnya<br />terletak ditengah sor-soran, namun adakalanya terletak<br />agak ketengah bilah keris. Bentuknya mirip gambar<br />mahluk yang menakutkan, kadang seperti perempuan<br />kadang seperti laki-laki atau juga hewan. Rojogundolo<br />yang bertuah biasanya yang dari pamor tiban dan bukan<br />rekan.<br /><br />ROJOGUNDOLO (B).<br />Umumnya bersifat perlindungan terhadap pemiliknya, bisa<br />digunakan menolak guna-guna, memindahkan mahluk<br />halus, membersihkan rumah “angker” bahkan jika<br />kerisnya istimewa bisa digunakan menyembuhkan orang<br />yang kesurupan. Tergolong pamor tidak pemilih dan bisa<br />juga terdapat di tombak atau pedang.<br />Masih banyak lagi pamor yang belum terdata disini, pamor buatanpun sering tidak terdata dengan<br />baik dan kadang penamaan pamor juga hanya berdasarkan gambar yang terjadi belum ada<br />padanannya atau juga karena timbul kreasi baru dari sipemesan keris kepada sang empu agar<br />dibuatkan pamor seperti rancangannya.<br />Semua masukan mengenai pamor yang baik tercantum didalam tulisan ini ataupun belum tercantum<br />sangat diharapkan untuk melengkapi data dan kekayaan informasi pamor agar informasi itu tidak<br />hilang begitu saja.<br /><br />www.pamorkeris.co.idPADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-30467237144799187142009-09-01T09:34:00.000-07:002009-09-01T09:40:19.909-07:00"TENTANG LEAK"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrgoCoS6wkuMlMnvOInww2REQxE_XycDP0Y-dck8yBWdLCvKBI1tL9X1VTNLfgL4jE5wAOpB9OueUdpaDMCLf9XhyphenhyphenePH45EvuT_vCXY7AShodI3Oe4LofSzIpF1UmRK4XsRoAOmLDfUg/s1600-h/ratuLeak02.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 222px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrgoCoS6wkuMlMnvOInww2REQxE_XycDP0Y-dck8yBWdLCvKBI1tL9X1VTNLfgL4jE5wAOpB9OueUdpaDMCLf9XhyphenhyphenePH45EvuT_vCXY7AShodI3Oe4LofSzIpF1UmRK4XsRoAOmLDfUg/s320/ratuLeak02.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5376539554479770242" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiigjaitwhsI60vtG1-bMpMHSTirdZudV4oFPyHrhRVeDO-51clvHoXLXn1F_kjk4dW5aConvt6GDXSUQ6xZXw7whvGYNXH-eD85bDpH2uDSKPUA3Gh_zyflJH4_QUvZrVS3U1G8PHIOA/s1600-h/2-2.JPG"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 255px; height: 209px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiigjaitwhsI60vtG1-bMpMHSTirdZudV4oFPyHrhRVeDO-51clvHoXLXn1F_kjk4dW5aConvt6GDXSUQ6xZXw7whvGYNXH-eD85bDpH2uDSKPUA3Gh_zyflJH4_QUvZrVS3U1G8PHIOA/s320/2-2.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5376539123224566786" /></a><br />Leak merupakan suatu ilmu kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali.<br />Pada zaman sekarang ini orang bertanya-tanya apa betul leak itu ada?, apa betul leak itu menyakiti?<br />Secara umum leak itu tidak menyakiti, leak itu proses ilmu yang cukup bagus bagi yang berminat.<br />Karena ilmu leak juga mempunyai etika-etika tersendiri.<br /><br />Tidak gampang mempelajari ilmu leak.<br />Dibutuhkan kemampuan yang prima untuk mempelajari ilmu leak.<br />Di masyarakat sering kali leak dicap menyakiti bahkan bisa membunuh manusia, padahal tidak seperti itu.<br />Ilmu leak juga sama dengan ilmu yang lainnya yang terdapat dalam lontar-lontar kuno Bali.<br /><br />Dulu ilmu leak tidak sembarangan orang mempelajari, karena ilmu leak merupakan ilmu yang cukup rahasia sebagai pertahanan serangan dari musuh.<br />Orang Bali Kuno yang mempelajari ilmu ini adalah para petinggi-petinggi raja disertai dengan bawahannya.<br />Tujuannya untuk sebagai ilmu pertahanan dari musuh terutama serangan dari luar.<br />Orang-orang yang mempelajari ilmu ini memilih tempat yang cukup rahasia, karena ilmu leak ini memang rahasia.<br /><br />Jadi tidak sembarangan orang yang mempelajari.<br />Namun zaman telah berubah otomatis ilmu ini juga mengalami perubahan sesuai dengan zamannya.<br />Namun esensinya sama dalam penerapan.<br />Yang jelas ilmu leak tidak menyakiti.<br /><br />Yang menyakiti itu ilmu teluh atau nerangjana, inilah ilmu yang bersifat negatif, khusus untuk menyakiti orang karena beberapa hal seperti balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ilmu inilah yang disebut pengiwa.<br />Ilmu pengiwa inilah yang banyak berkembang di kalangan masyarakat seringkali dicap sebagai ilmu leak.<br /><br />Seperti yang dikatakan diatas leak itu memang ada sesuai dengan tingkatan ilmunya termasuk dengan endih leak.<br />Endih leak ini biasanya muncul pada saat mereka lagi latihan atau lagi bercengkrama dengan leak lainnya baik sejenis maupun lawan jenis.<br />Munculnya endih itu pada saat malam hari khususnya tengah malam.<br />Harinya pun hari tertentu tidak sembarangan orang menjalankan untuk melakukan ilmu tersebut.<br /><br />Mengapa ditempat angker?<br /><br />Ini sesuai dengan ilmu leak dimana orang yang mempelajari ilmu ini harus di tempat yang sepi, biasanya di kuburan atau di tempat sepi.<br />Endih ini bisa berupa fisik atau jnananya (rohnya) sendiri, karena ilmu ini tidak bisa disamaratakan bagi yang mempelajarinya.<br />Untuk yang baru-baru belajar, endih itu adalah lidahnya sendiri dengan menggunakan mantra atau dengan sarana.<br />Dalam menjalankan ilmu ini dibutuhkan sedikit upacara.<br />Sedangkan yang melalui jnananya (rohnya), pelaku menggunakan sukma atau intisari jiwa ilmu leak.<br />Sehingga kelihatan seperti endih leak, padahal ia diam di rumahnya. Yang berjalan hanya jiwa atau suksma sendiri.<br /><br />Bentuk endih leak ini beraneka ragam sesuai dengan tingkatannya.<br />Ada seperti bola, kurungan ayam, tergantung pakem (etika yang dipakai).<br />Ilmu ini juga memegang etika yang harus dipatuhi oleh penganutnya.<br /><br />Endih leak ini tidak sama dengan sinar penerangan lainnya, kalau endih leak ini biasanya tergantung dari yang melihatnya.<br />Kalau yang pernah melihatnya, endih berjalan sesuai dengan arah mata angin, endih ini kelap-kelip tidak seperti penerangan lainnya hanya diam.<br /><br />Warnanya pun berbeda, kalau endih leak itu melebihi dari satu warna dan endih itu berjalan sedangkan penerangan biasanya warna satu dan diam.<br />Karena endih leak ini memiliki sifat gelombang elektromagnetik mempunyai daya magnet.<br /><br />Ilmu leak tidak menyakiti.<br />Orang yang kebetulan melihatnya tidak perlu waswas.<br />Bersikap sewajarnya saja.<br />Kalau takut melihat, ucapkanlah nama nama Tuhan.<br />Endih ini tidak menyebabkan panas.<br /><br />Dan endih tidak bisa dipakai untuk memasak karena sifatnya beda.<br />Endih leak bersifat niskala, tidak bisa dijamah.<br /><br />Leak Shoping di Kuburan<br /><br />Pada dasarnya, ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak.<br />Yang ada adalah “liya, ak” yang berarti lima aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).<br /><br />Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.<br />- Si adalah mencerminkan Tuhan<br />- Wa adalah anugrah<br />- Ya adalah jiwa<br />- Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan<br />- Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa<br /><br />Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia yang mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya (aura).<br /><br />Cahaya ini keluar melalui lima pintu indria tubuh yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan.<br /><br />Pada umumnya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut. Sehingga apabila kita melihat orang di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.<br /><br />Pada prinsipnya, ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang. Yang dipelajari adalah bagaimana mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut.<br /><br />Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo. Kata ngelekas artinya kontaksi batin agar badan astra kita bisa keluar. Ini pula alasannya orang ngeleak.<br />Apabila sedang mempersiapkan puja batinnya disebut angeregep pengelekasan. Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum disebut endih.<br /><br />Bola cahaya melesat dengan cepat. Endih ini adalah bagian dari badan astral manusia (badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu)<br />Di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Jangan salah, dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya.<br />Sebab tidak semua orang bisa melihat endih. Juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak.<br /><br />Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati. Orang ngeleak hanya shoping-nya di kuburan (pemuwunan).<br />Apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya.<br />Begini bunyi doa leak memberikan berkat : “ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta. mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahatama. ong rang sah, prete namah”.<br /><br />Sambil membawa kelapa gading untuk dipercikan sebagai tirta. Nah, di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam. Dikatakan bahwa leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu.<br />Kenapa harus di kuburan? Paham leak adalah apa pun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan.<br /><br />Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat tersuci selain di kuburan. Kenapa demikian?<br />Di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit.<br />Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang menyeramkan. Ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar tatwaning ulun setra.<br />Sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa.<br />Sang Buda Kecapi, Mpu Kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan.<br />Di Jawa tradisi ini disebut tirakat.<br /><br />Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak.<br />Leak barak (brahma).<br />Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api. Leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah.<br />Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.<br /><br />Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil.<br /><br />Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan.<br />Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.<br />Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang.<br />Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam.<br />Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi.<br />Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa (tangan kiri).<br /><br />Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri.<br />Pengiwa banyak menggunakan rajah-rajah (tulisan mistik). Juga pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgent di lab.<br />Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya, ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni…bla…bla.<br /><br />Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam<br /><br />Diambil dari www.gamexeon.comPADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-44967225292906491662009-08-27T02:40:00.000-07:002009-08-27T02:41:48.887-07:00MENYINGKAP FENOMENA ALAM GHAIBAlam ghaib adalah alam yang tidak bisa dilihat dengan panda indra biasa karena sifatnya materi. Walaupun demikian, sebenarnya kita dapat merasakan keberadaannya. Berdasarkan golongan, alam ghaib dibagi dalam berbagai macam.<br /><br /> <br /><br />Alam Malaikat<br /><br /> Adalah alam yang dihuni bangsa malaikat. Bangsa ini adalah bangsa yang tidak mempunyai nafsu. Mereka hanya patuh kepada Allah. Bangsa malaikat juga mempunyai tugas sendiri-sendiri yang telah diberikan Allah. Jadi di dunia ini, sudah ada yang mengatur sesuai tugas yang diberikan Allah pada malaikat. Malaikat hanya tinggal menjalankan perintah-perintah-Nya. Malaikat diciptakan oleh Allah dari Nur (cahaya), bangsa malaikat mempunyai kecepatan yang luar biasa. Sedangkan bagi orang yang suka berzikir kepada Allah, senantiasa akan dikelilingi oleh berbagai malaikat. Sehingga, doa-doa yang dipanjatkan akan segera cepat dikabulkan. Dalam beribadah pun bangsa Malaikat berbeda dengan manusia. Bangsa makaikat selalu berdzikir kepada Allah tanpa henti. Sedangkan dalam ibadah sholat, malaikat itu lain-lain. Ada yang takbir tiada henti, ada yang ruku tiada henti, ada yang sujud tiada henti, ada yang duduk tiada henti. Jadi, sholatnya Malaikat seperti itu. Berbeda dengan bangsa manusia. Bangsa malaikat juga tidak makan dan tidak minum, bangsa malaikat jnuga akan mati bila datang hari kiamat dan juga akan dibangkitkan lagi. Bangsa malaikat juga bisa dipanggil oleh manusia atas izin Allah jika selalu berdzikir kepada Allah, maka bangsa malaikat juga akan datang membantu hajatnya. Juga bisa melalui berbagai ritual untuk memanggil bangsa malaikat dengan cara yang sudah diajarkan di dalam Alquran. Bangsa malaikat menyukai bau wewangian dan tidak menyukai bau busuk. Bau wangi yang disukai malaikat seperti minyak misik tertentu zafaron, gahru dll. Itupun harus murni dan sesuai dengan ciri-ciri malaikat yang mau dipanggil.<br /><br /> <br /><br />Alam Jin<br /><br /> Alam jin adalah alam yang dihuni oleh bangsa jin, baik muslim atau non muslim. Bangsa jin dan bangsa manusia kehidupannya hampir sama, ada pendidikan, ada gedung, dll. Bangsa jin diciptakan dari Api. Bangsa jin juga mempunyai kecepatan yang luar biasa sehingga dapat berpindah dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain hanya dalam beberapa detik. Bangsa jin tidak bisa dilihat dengan mata biasa. Di alamnya, bangsa jin bisa melihat bangsa manusia, tetapi bangsa manusia tidak bisa melihat bangsa jin dari alamnya. Karena sudah ada batas antara jin dan manusia. Dalam prinsipnya, bangsa jin tidak bisa dilihat dalam wujud aslinya, karena bangsa jin itu sangat panas sekali bila dalam wujud aslinya kecuali yang melihat nabi dan rosul. Nabi Muhammad sendiri bisa berdialog langsung dengan bangsa jin dengan wujud aslinya karena beliau seorang rosul. Sebagai bukti jin itu ada dan bisa diajak dialog, terdapat dalam surat Al Ahqaf, Al Jin, dan surat lainnya. Bangsa jin juga bisa berubah bentuk yang dia sika sehingga bangsa manusia bisa melihat bentuk jin walaupun bukan bentuk aslinya. Tidak hanya itu, bangsa jin juga bisa dipanggil dengan cara ritual tertentu. Ada yang pakai puasa ada yang tidak sama sekali sesuai dengan kemampuan seseorang. Bila seseorang sudah mempunyai kemampuan tinggi, maka orang-orang tidak perlu puasa dan ritual yang aneh-aneh. Orang yang menguasai ilmu hikmah dan ilmu khodam akan mudah sekali memanggil bangsa jin tertentu. Dan biasanya jin uang dipanggil mempunyai kemampuan berbeda-beda. Bangja jin juga suka bau wangi. Tetapi juga ada yang suka bau busuk. Khusus jin muslim, biasanbya suka bau wangi. Bahkan, bila kita mempunyai ilmu yang tinggi, atas izin Allah, maka kita bisa menyuruh apapun pada bangsa jin dan bukan kita yang diperbudak oleh bangsa jin.<br /><br /> Jadi, bila ingin berhubungan dengan bangsa alam ghaib, persiapkanlah baik fisik maupun mental agar kita mudah dalam memanggil dan mencari guru spiritual yang menguasai ilmu tentang hal-hal yang berhubungan dengan makhluk ghaib. Di alam jin, alat penerangan mirip lampu TL, jadi dalam jin tidak ada matahari. Bila di alam jin manusia siang, di alam jin malam. Kelak, bila anda memasuki alam ghaib, Insya Allah, anda akan membuktikan sendiri tentang ciptaan Allah ini. Dan, ciri-ciri utama orang yang bertaqwa adalah mengimani yang ghaib baik malaikat, jin, surga, neraka atau sesuatu yang ghaib lainnya. Semoga dengan uraian yang singkat ini bisa menambah wawasa tentangalam ghaib dan menambah keimanan kita pada Allah.<br /><br />diposkan oleh "Guru Besar" Jaljalut KubroPADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-1271188474810582882009-08-04T03:14:00.000-07:002009-08-27T02:15:18.114-07:00PEMBAHASAN KHADAM DAN MENYIKAPINYAAnda pasti pernah mendengar tentang Khadam, Qorin, dan Rijalul Ghaib. Sebenarnya apa perbedaan dari semua itu?<br /><br />Khadam diambil dari kata bahasa arab dari kata Khodam yang berarti pelayan atau pembantu. Jenis pembantu laki laki maupun perempuan sama saja penyebutannya yaitu khodam. Khadam bagi kalangan paranormal adalah makhluk halus dari jenis jin yang menjadi pembantu manusia.<br /><br />Qorin adalah teman gaib dari bangsa jin yang diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi teman kita semenjak bayi. Sehingga qorin ini banyak yang menyebut sebagai sedulur papat.<br /><br />Rijalul Gaib diambil dari kata rijal yang artinya laki-laki dan gaib, yang berarti tidak kasat mata, artinya orang mulia dari bangsa jin. Sebab orang timur tengah menyebut seorang bangsawan atau seorang yang mulia dengan sebutan rijal (orang laki-laki)<br /><br />Jin adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dari unsur api, sama seperti iblis atau setan. Hanya saja jin sudah mengenal agama seperti manusia dan kehidupannya juga seperti manusia.<br /><br />Jadi menurut jaljalut kubro khadam, qorin, rijalul gaib dan jin adalah makhluk halus dari bangsa jin. Namun ada sebagian mengatakan Rijalul Ghaib adalah roh wali, kiyai dan sebagainya.<br /><br />Semua tergantung yang mempercayai, namun seperti penjelasan saya pada definisi rijalul gaib adalah orang mulia dari bangsa jin. Bisa itu lurahnya jin, bisa itu bupatinya jin atau kiyainya jin. Yang jelas rijalul gaib bukan dari ruh, sebab ketika menusia meninggal duni ruhnya akan kembali kepada Alloh SWT.<br /><br />Mengenai ada yang mengatakan ruh para nabi, rosul, auliya', dan orang sholeh tetap hidup itu hanya sebatas keyakinan semata, sebab tidak ada yang tahu hakikat ruh kecuali Tuhan.<br /><br />Musyrik-kah memiliki khadam?<br /><br />Inilah yang menjadi kontroversi kalangan tertentu. Memiliki khadam bisa menjadikan kita syirik atau musyrik, baik itu khadam jin, qorin, rijalul gaib maupun malaikat.<br /><br />Kok bisa memiliki khadam malaikat bisa musyrik? bukannya khadam jin sudah jelas musyriknya karena menyembah jin?<br /><br />Bukankah mempercayai segala sesuatu selain Tuhan YME itu musyrik!, sama halnya jika anda mempercayai jin yang mewujudkan segalanya, malaikatpun demikian. Jika anda meyakini bahwa malaikatlah yang mewujudkan keinginan anda berarti anda menyekutukan Tuhan YME<br /><br />Bahkan jika anda menyembah atau mengakui nabi sebagai Tuhan itu juga musyrik, sebab nabi adalah manusia tidak bisa menciptakan apa apa. Memang nabi adalah manusia paling mulia di dunia tetapi bukan berarti dia Tuhan.<br /><br />Jadi jangan sampai keliru, semua khadam baik itu jin maupun malaikat hakikatnya sama yakni sama sama makhluk Tuhan yang tidak pantas dibanggakan apalagi disembah.<br /><br />Hanya saja, pemilik khadam dari jenis yang berbeda beda menunjukkan kualitas spiritual masing-masing orang. Jika orang tersebut memiliki khadam jin berarti tingkatannya masih orang biasa yang memiliki kelebihan.<br /><br />Sedangkan yang memiliki khadam malaikat menunjukkan orang tersebut adalah manusia kesayangan Tuhan dari amal ibadahnya sehingga malaikatpun sudi menjadi pembantunya.<br /><br />Prinsipnya jika anda semakin dekat sama Presiden sering bertemu maka DPR, MPR maupun ajudan cakra birawa akan tunduk dengan anda, tapi jika anda sekedar kenal dengan presiden dari seringnya surat menyurat telpon dan sebagainya sudah tentu anda akan dikagumi pak camat atau pak lurah. tapi DPR maupun MPR gak kenal anda.<br /><br />Jadi........ musyrik ataukah tidak semua tergantung anda bagaimana menyikapi keberadaan khadam di sekitar anda. Yang jelas tidak ada satupun makhluk yang patut disembah kecuali Tuhan YME yang menciptakan anda dan khadam anda.<br /><br />Khadam hanyalah sebatas perantara saja sama seperti anda meminta presiden menangani masalah banjir, sudah pasti yang menangani banjir bukannya presiden tetapi staf atau ajudannya yang menanganinya. Tapi semuanya atas persetujuan presiden, sama seperti khadam walaupun khadam membantu masalah anda, semua atas persetujuan Tuhan, jika Tuhan menyetujui masalah anda selesai, maka akan selesai, jika tuhan tidak setuju masalah anda selesai, otomatis masalah seringan apapun gak akan selesai selesai.<br /><br />diposkan oleh "Guru Besar" Jaljalut KubroPADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-83682660805139112562009-07-27T08:40:00.000-07:002009-07-27T08:41:58.879-07:00“JANGAN SEMBARANGAN DALAM MEMPELAJARI ILMU KESAKTIAN”<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal">Hati-hati dalam mempelajari sebuah ilmu / ajian, baik aji kanuragan, pengasihan dan ajian lainnya. Sebab banyak terjadi kasus, dimana seseorang bisa mengalami gangguan mental atau gila, karena belajar ilmu kesaktian tanpa pembimbing atau guru untuk membimbing dan mengajarkan secara benar. Sekarang banyak beredar buku-buku primbon yang memuat ilmu kesaktian. Walaupun ada penjelasan yang cukup jelas, lebih baiknya jika kita ada yang membimbing dan mengarahkan untuk mempelajari ajian tersebut. Sebab pada unsurnya ilmu-ilmu kesaktian bersifat panas dan memiliki khodam dalam setiap ilmu kesaktian. Jika kita terlalu banyak mempelajari ilmu dan belajar dengan asal-asalan bisa dipastikan kita akan mengalami gangguan mental. Oleh sebab itu seorang pembimbing atau guru mempunyai peranan penting dan memilki kuncian-kuncian ilmu, supaya kita tidak mengalami hal tersebut.</p> <p class="MsoNormal">Sebelum anda mempelajari suatu ilmu kesaktian hendaklah bertanya dahulu kepada pembimbing atau guru anda agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Paling tidak anda bertanya kepada orang yang lebih tahu dan memahami benar tentang ilmu-ilmu kesaktian. Sehingga kita bisa mempelajari ajian atau ilmu kesaktian tersebut tanpa takut untuk menjadi gila. Kesaktian memang suatu hal yang luar biasa, dengan resiko yang besar pula jika kita salah kaprah dalam mempelajari ilmu kesaktian tersebut. Di padepokan kami, murid-murid sering sharing dan bertanya mengenai suatu ilmu kesaktian yang akan mereka ambil untuk dipelajari. Dimana waktu belajar dan mendalami ilmu tersebut, sang murid tidak akan mengalami hal-hal yang<span style=""> </span>tidak diinginkan. Pembimbing atau guru juga mempunyai peran untuk melindungi dan mengawasi proses pembelajaran ilmu kesaktian yang didalami oleh sang murid. Dimana pengawasan dan perlindungan tersebut melalui jarak jauh, dengan terawangan ataupun rogoh sukmo. Sehingga menjadikan sang murid bisa belajar dan mendalami sebuah ilmu dengan perasaan tenang. </p> <p class="MsoNormal">Maka dari itu, padepokan kami menganjurkan agar bagi siapa saja yang ingin belajar dan mendalami sebuah ilmu kesaktian. Hendaknya datang langsung kepadepokan, sharing dan Tanya jawab langsung dengan mahaguru, supaya nantinya tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Karena metode pengajaran jarak jauh kurang menurut kami. Baiknya jika belajar suatu ilmu kesaktian hendaknya langsung dari sumbernya, agar jelas dan tanpa ragu-ragu. Dan kita bisa langsung membuktikan dan mempraktekkannya jika perlu, agar merasa yakin akan ilmu yang dipelajari. Maka yang perlu kita tekankan, berhati-hatilah jika mempelajari suatu ilmu kesaktian. Bertanyalah dahulu, setelah semuanya jelas barulah anda mulai untuk mempelajari dan mendalami ilmu tersebut. Hal tersebut dimaksudkan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpa anda. Terima kasih </p> PADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-71909326172727896802009-07-13T11:36:00.000-07:002009-07-13T11:56:43.435-07:00"KAYU BERTUAH"<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDbGsYNb30KM_yrvU5MciH57VQLjLyP0sswTXTTsji57iF8boi29Ni16-RJbsJ2taw6o38sSchdgMD1xbL5Nlk_rcixW6axByMryFHKNhSh1-wqU12z_U2bCessv8x36piPgAPTLdW1w/s1600-h/c_kayu.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 137px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDbGsYNb30KM_yrvU5MciH57VQLjLyP0sswTXTTsji57iF8boi29Ni16-RJbsJ2taw6o38sSchdgMD1xbL5Nlk_rcixW6axByMryFHKNhSh1-wqU12z_U2bCessv8x36piPgAPTLdW1w/s320/c_kayu.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5358018042946301202" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><b style="color: rgb(255, 255, 0);">Kayu, Kegunaan & Daya Yang Dipunyainya.</b></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Dikalangan masyarakat kita, terutama yang ada di Pulau Jawa, ada yang mempunyai keyakinan bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Asal kayu tersebut bisa saja karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau yang dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.</span> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"> Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu gambar yang ada pada kayu karena proses alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga, contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.</span> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"> Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa kita saja.</span> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"> Dengan mengacu beberapa sumber, a.l. Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B. , R. Oesodo, Ir. Wibatsu HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah beberapa jenis kayu yang secara tradisional dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu tersebut, untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang tepat diberi tanda (?).</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">1. Asam Jawa, Celagi, Tangkal Acem (Tamarindus Indicus Linn)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pohon Asam sangat popular di Indonesia dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter mencapai 60 – 70 cm. Daun dan buahnya banyak digunakan untuk obat. Asam Kawak adalah buah asam yang telah dibersihkan dari biji dan seratnya kemudian dikukus sekitar 10 menit, diberi sedikit garam, dibentuk seperti bola dan dijemur disinar matahari. Asam kawak ini digunakan untuk obat macam macam, diantaranya penyakit tenggorokan. Bijinya disebut Klungsu, diyakini dapat menolak roh jahat, khususnya dari Kerajaan Kidul. Biji asam yang hitam legam sebanyak 3-9 biji jika ditaruh dalam lampu mobil/motor dipercaya dapat menghindari kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh mahluk halus. Bagian hitam dari teras asam dinamakan Galih Asam, bertuah untuk keselamatan, menolak Jin jahat dan anti tenung. Jika dipukulkan pada seseorang yang mempunyai daya magic hitam maka biasanya akan punah kesaktiannya. Galih Asam hanya baik dipakai oleh pemimpin berhati “Satriya Panditaâ€, kayu ini juga bagus untuk Warangka Keris.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">2. Awar-awar, Dausalo, Bar-abar, Sirih Popar (Ficus Septica Burm)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Perdu yang banyak tumbuh di tempat agak basah ini hampir tumbuh diseluruh Nusantara, dari akar sampai daun mempunyai kegunaan. Akarnya ditumbuk dengan Adas Pulowaras dan airnya diperas dapat digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst.) dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya diperas merupakan obat muntah yang sangat manjur.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Daun awar-awar sering digunakan untuk menolak setan. Jaman dulu daunnya banyak dimanfaatkan untuk membuat tikee, yaitu daun awar-awar diiris halus kemudian dicampur candu. Dalam bentuk bulatan kecil ini tikee dibakar didalam alat penghisap madat khusus yang dinamakan "bedhutan".</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Seringkali pohon awar-awar yang sudah tua bagian terasnya memperlihatkan gambar seperti pelet timaha, bagian ini banyak dicari pecinta keris untuk warangka karena diyakini kayu ini dapat meredam keris/tombak yang panas serta menjauhkan dari gangguan jin jahat dan black magic. Yang perlu diingat kayu ini sangat lunak.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">3. Bambu Buntet, Bambu Pethuk (Bambusa Sp, Phyllostachys Sp, Schizostachum Sp, dsb)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Bambu buntet adalah bambu yang buluhnya tidak kosong. Dipercaya tongkat atau potongan bambu ini bertuah menghalau pengaruh roh jahat dari rumah. Bambu pethuk adalah bambu yang kedua ruasnya saling bertemu. Dipercaya siapa saja yang membawa potongan bambu ini akan kesampaian maksudnya, tidak mendapat gangguan dari siapa saja. Rotan pethuk adalah rotan yang buku ruasnya saling berhadapan, khasiatnya sama dengan bambu pethuk. Bambu Carang Gantung adalah bambu yang tumbuh dari rebung dan keluar sebagai pohon bambu kecil kecil, diyakini anti jin jahat dan santet, banyak ditaruh diatas pintu masuk rumah dan jika dipukulkan pada ular akan mati seketika, juga dipercaya bertuah menghindari wabah penyakit menular dan ilmu hitam yang hendak mengganggu pemiliknya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">4. Boga (Ficus Toxicaria Linn ?)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu ini menyerupai kayu Kebak (Ficus Alba Reinw), warnanya putih dan diyakini berkhasiat menglariskan dagangan. Caranya : taruh sepotong kayu ini didalam almari / etalase barang yang dujual, atau dapat juga disimpan dalam peti uang. Jika ditaruh didalam rumah dipercaya pemiliknya tak pernah kekurangan sandang pangan.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">5. Bambu Apus Pringgolayan, Wulung & Ori</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Bambu Apus (Gigantochloa Apus Kurz) yang tumbuh dibelakang makam Pangeran Pringgoloyo dkampung Pringgalayan, Kotagede, Yogyakarta sejak jaman dulu dipercaya memiliki tuah membuat pekarangan menjadi angker, karena itu sering digunakan untuk mengusir penyewa yang bandel, tidak mau pindah. Biasanya sepotong bambu apus ditanam atau ditaruh dekat pintu rumah, tetapi setelah tujuannya tercapai segera dikembalikan ke Pringgolayan. Menurut juru kunci makam, semua bambu apus di Pringgolayan mempunyai sifat demikian, tetapi sifat baiknya juga ada termasuk jimat penglaris dagang, tumbal keselamatan, menolak jin jahat. Semua tergantung dari permohonannya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Bambu wulung (Gigantochloa verticillata Munru) dan bambu Ori (Bambusa Bambos Miq) juga dipercaya memiliki tuah menolak setan. Untuk keperluan ini, ambil sepotong buluh bambu yang satu ruasnya tertutup kemudian taruh disisi pintu masuk dan isi buluh bambu itu dengan air cucian beras, potong dlingo bangle, garam dan rumput alang-alang. Setiap kali, misal setiap minggu, isi dengan air cucian beras, sarana ini selain menolak jin jahat juga menolak tuju, tenung dan santet.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Cara lain, ambil bambu ini dalam bentuk tusuk sate (diruncingkan). Masing-masing disudut perkarangan atau rumah tusukan bambu ini kedalam tanah. Taburi garam dan irisan dlingo bangle disekitar tusukan sate ini.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">6. Lingsar (Pterocarpus Sp ?)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pohonnya tinggi besar, tumbuh ditempat kramat Lingga Manik, barat daya desa Kayangan, Kulonprogo, sebelah utara Samigaluh. Dipercaya bisa menolak jin jahat dan memperlancar permohonan yang bersifat kesucian. Kayu Lingsar sepintas seperti Kayu Sengon (Albizzia falcate), bersifat mudah retak karena penggantian cuaca.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">7. Klumpit, Klumprit (Terminalia Edulis Blanco ?)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pohonnya tinggi besar, banyak terdapat dihutan jati, namun kini hampir punah digunakan untuk bahan bangunan yang tidak menuntuk keawetan. Salah satu pohon Klumpit yang masih alami terdapat di Goa Ngrancang Kencono, 7 km barat daya kecamatan Playen termasuk kawasan desa Manggoran Kidul.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu ini dipercaya bertuah memudahkan permohonan yang bersifat duniawi.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">8. Wergu (Rhapis Flabelliformis l’Herit)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Palma kipas atau Wergu biasanya tumbuh dalam rumpun yang padat.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Batang berbuku-buku lurus keatas dengan daun daun seperti kipas. Pohon ini berasal dari China, Vietnam, Laos dan Kamboja. Biasanya tumbuh liar atau sebagai tanaman pagar.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Batang yang berat biasanya berasal dari yang berumur 20 th lebih, dijaman dulu kayunya banyak dieksport ke Hongkong dan China. Nama dagangnya Cannes de laurier atau jones du Tonkin. Kualitasnya dibedakan : (1) diameter lebih dari 20 mm, (2) diameter 13-20 mm, (3) diameter 8 – 13 mm. Semua kualitas ini mempunyai panjang 125 mm.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu Wergu dipercaya bertuah menjauhkan ular dan binatang berbisa, selain itu juga memiliki daya menambah kekuatan bagi pemakainya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">9. Songgo Langit (Ochrosia oppositifolia K.Schum & Tridax procumbens Linn.)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu Songgo Langit yang dianggap bertuah adalah kayu Ochrosia oppositifolia K.Schum. yang sudah amat langka, tingginya bisa mencapai 13 – 14 m dengan diameter 30 sm, biasanya tumbuh didaerah pantai atau tepi pantai. Akarnya keras, dari luar tampak kuning tetapi dalamnya tampak kuning pucat. Kayunya berbau untuk obat dan biasanya digunakan untuk obat terutama sakit perut, kejang perut dan rasa tidak enak setelah makan ikan atau udang. Sementara ada yang beranggapan kayu Songgo langit yang berkhasiat ghaib adalah jenis perdu Tridax procumbens Linn. Biasa tumbuh dikarang karang pegunungan kapur. Pohon ini banyak bercabang dan akar batangnya kuat. Berasal dari Amerika Tengah. Tuahnya menolak niat jahat dari orang atau mahluk halus.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">10. Pule, Pulai (Alstonia Scholaris R. Br)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pohon yang bisa mencapai tinggi 49 m, terdapat diseluruh nusantara, yang baik biasanya tumbuh dibawah 900 m d.p.l dan didekat air. Ada 2 macam varietas, yang bertangkai dan tulang daun berwarna hijau dan satunya berwarna ungu. Keduanya memiliki kegunaan sama.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu Pule lunak dan berwarna kuning keputihan, ada jenis kayu pule yang keras, tetapi umumnya lunak. Dalam dunia pengobatan dikenal sebagai obat demam, malaria, penyakit gula darah dan kurang nafsu makan, rasanya pahit seperti Bratawali. Getah pohon Pule sering digunakan untuk mematangkan abses (bengkak) di kulit.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Banyak yang menganggap Pule bertuah untuk menolak unsur jahat dalam rumah atau pekarangan, kadang digunakan untuk mengobati kesurupan, untuk ini ambil cabang yang masih ada daunnya dan cabang pohon awar-awar serta segenggam tumbuhan alang-alang. Cambukanlah pelan-pelan punggung orang yang sedang kemasukan roh jahat itu. Biasanya dia akan segera sadar.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">11. Rumput Fatimah (Calligonum Sp)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Rumput fatimah banyak diambil kaum muslim dari Tanah Suci Mekah dipercaya memiliki tuah memudahkan menagih hutang, permohonan pekerjaan, melunakan hati orang dan sebagainya. Ada juga kegunaan lain untuk memperlancar persalinan, caranya : masukan rumput itu kedalam air, biasanya akarnya mengembang, bacalah Al-Fatihah atau Al-Ikhlas sebanyak 100 x selama merendam itu, minumkan segelas ke ibu yang bersangkutan sambil memohon petunjuk Allah.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Rumput ini juga dapat mengobati kanker, stroke ringan dan tekanan darah tinggi, hanya disini digunakan air panas (thermos), bacaannya Al-Fatihah dan Ayat Kursi masin masing minimal 200 x sesudah itu mohon penyembuhan pada Allah dan minumkan satu gelas 3 x sehari sampai sembuh. Oleskan air rendamannya kepada sisakit.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">12. Minging</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Sejak jaman dulu pohon ini diyakini membuat ular mabuk, disebut juga pohon ular.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Sering disimpan sebagai penghalau ular atau dibuat tongkat kalau masuk hutan, warnanya coklat kehitaman dan agak berat.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">13. Cendana (Santalum Album L.)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Aslinya berwarna kuning agak kemerahan, berbau wangi, kayu ini diyakini bertuah didekati arwah leluhur, jangan membawa pusaka yang berwarangka Cendana bilamana menengok orang sakit karena dipercaya dapat mempercepat ajalnya. Tosan aji yang diberi warangka Cendana akan berbau harum dan lebih awet.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">14. Drini, Sentigi (Pemphis Acidula Forst)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu Drini dulu banyak dijumpai dipantai selatan Jawa khususnya dipantai Krakal sebelah timur Baron, Gunung Kidul. Menurut beberapa orang, kayu ini juga ditemukan didaerah pantai lain. Karena banyak dicarai maka kayu ini terancam punah karena diyakini bertuah untuk keselamatan, anti black magic, anti gigitan ular dan dijauhi ular. Selain itu rendaman kayu dalam air juga berkhasiat mengobati penyakit perut. Kayu yang kering akan berbau harum bila digosok dengan ujung jari. Jenis Drini dari Pulau Kangean oleh penduduk setempat dinamakan SETIGI, CANTINGGI atau MENTIGI, kayu ini juga banyak dicari untuk pengobatan, karena langka maka harganya sangat mahal, biasanya pohon Drini tumbuh ditanah kapur yang banyak mendapat angin laut atau sering terendam air laut.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">15. Dewadaru</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu amat langka ini dulu banyak ditemukan di pulau Karimunjawa sebelah utara Jepara, diyakini bertuah menolak hewan buas dan ular, menyembuhkan gigitan ular berbisa dan menjaga keselamatan. Kayu ini kurang baik dibawa dalam perjalanan berperahu karena sifatnya mendatangkan angin taufan.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Ada 2 macam kayu Dewandaru, yang dipercaya asli tumbuh didesa Nyamplung, konon jelmaan dari tongkat yang ditinggalkan Sunan Kudus, seorang wali Kerajaan Demak. Sedangkan Kayu Dewandaru dari Gunung Kawi, walau jenisnya lain dengan yang ada di Karimunjawa tetapi dipercaya berkhasiat sama.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">16. Kayu Itam, Kayu Arang, Kayu Ebony (Diospyros spp)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu berwarna hitam atau kelabu berserat serat hitam. Kayu ini, khususnya yang hitam seluruhnya, bertuah menangkal roh jahat dan menciptakan suasana ketentraman. Ruang tamu yang diberi hiasan kayu ebony akan terasa teduh dan damai sehingga kerasan tinggal diruang tersebut.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">17. Kebak (Ficus Sp, Macaranga Sp, Acalypha Sp)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pohon Kebak umumnya semacam pohon beringin hutan tetapi tidak bisa besar, namun adapula yang beranggapan pohon ini sejenis waru tetapi daunnya agak muda, sering disebut Tutup (Macaranga sp, Acalypha sp). Kayunya yang ringan dipercaya melariskan dagangan dengan menaruhnya ditempat dagangan atau uang. Kayu ini mudah kena pelapukan / jamur.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">18. Kelor, Maronggi, Celor, Keloro (Moringa Olefera Lamk)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada orang yang kejang-kejang atau kesurupan atau kena hawa jahat (sawan) dari jenazah, cobalah tengkuknya dan semua persendian tubuhnya digosok dengan remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman. Orang yang punya kesaktian tertentu (Black Magic) biasanya juga akan punah bilamana dipukul dengan cabang pohon kelor. Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna hitam yang biasa disebut GALIH KELOR, bagian kayu ini sering dicari sebagai jimat karena dipercaya dapat menunjang ilmu kanuragan dan kebal terhadap senjata tajam. Galih Kelor tidak dianjurkan dibawa oleh mereka yang berpembawaan lekas naik darah.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">19. Kengkeng</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Banyak dijumpai dilereng Gunung Lawu, dicari karena dapat menyadarkan orang yang kesurupan. Sepotong kayu ini jika ditaruh dekat bayi atau anak kecil bisa menolak roh jahat, roh halus.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">20. Krangeyan (Litsea Cubeba Pers)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pohon setinggi 5 – 15 m dengan batang yang paling besar hanya berdiameter 25 cm ini banyak dijumpai di daerah pegunungan. Mulai dari kulit, daun dan bunganya berbau harum. Kayunya diyakini memiliki daya menolak santet, tenung dan gangguan setan jahat. Untuk pengobatan umumnya baik bagi sakit pernapasan.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">21. Liwung (Arenga Pinnata Merr ?, Calyptrocalyk Spicatus ?, Cycas Sp ?)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu ini ditemukan didaerah Gunung Lawu, biasnya berbentuk tongkat atau potongan yang banyak ditawarkan oleh penduduk setempat. Warnanya hitam seperti teras kayu aren, bedanya seratnya agak kasar. Kayu Liwung berasal dari pohon Liwung yang tidak lain adalah pohon Aren laki-laki karena tidak mempunyai bunga betina. Pohon ini amat jarang, sementara ada kayu sejenis yang dipercaya sebagai kayu liwung namun asalnya berbeda. Kayu Liwung dipercaya mempunyai tuah kekebalan terhadap senjata tajam dan tumpul, sangat baik untuk mereka yang mendalami ilmu kanuragan. Sifatnya agak panas, tidak baik untuk mereka yang mudah terpancing emosinya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">22. Lotrok</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Sepintas mirip kayu Kebak atau Boga, namun agak kemerahan.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayunya ringan dan berasal dari lereng gunung berapi. Dipercaya kayu ini dapat memperlancar pesalinan dan anti black magic namun kadar tuahnya rendah.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">23. Mimang</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Tidak diketahui nama latinnya, akar mimang menonjol dipermukaan tanah, konon siapa yang melangkahinya akan bingung dan tersesat. Akar mimang ditanam ditanah dibawah pintu masuk dan bagian belakang rumah. Baik akar maupun kayunya dipercaya memiliki khasiat membingungkan orang siapa saja yang melangkahinya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">24. Pamrih & Ringin Sepuh (Ficus Spp)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu Pamrih berasal dari pohon Pamrih yang tumbuh dibekas pertapaan Sri Sultan Hamengku Buwono I di Beton Kampung Sewu ditepi Bengawan Solo, Surakarta. Menurut legenda dibawah pohon itulah baliau berteduh setiap hari sampai ada bisikan gaib untuk melawan Kompeni Balanda. Kayu Pamrih dipercaya bertuah kepangkatan, kewibawaan dan keberanian, cocok bagi mereka yang berkecimpung di pemerintahan.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Ringin sepuh disini adalah pohon yang tumbuh dihalaman makam raja-raja Mataram di Kota Gede, Yogyakarta. Dinamakan juga “Waringin Tuwo†atau Ringin Sepuh, sejak jaman dulu dipercaya memiliki kekuatan gaib. Daunnya yang jatuh “mlumah kurep†artinya satu jatuh terlentang pada satu sisi sedang satunya pada sisi lain ditambah akar dan sedikit kulit pohon, semuanya dimasukan kedalam kantong kain putih kecil banyak digunakan sebagai zimat keselamatan. Bagi yang mujur, kadang kejatuhan sebuah cabang pohon ini. Kayunya dipercaya memiliki tuah keselamatan, kewibawaan dan derajat kepangkatan. Dijaman dahulu, hampir semua warga Yogya yang akan merantau keluar daerah dibekali bungkusan daun ini. Kalau maju perang atau pergi kedaerah lain, akan kembali dalam keadaan selamat.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">25. Nagasari, Penaga Putih, Nagakusuma (Mesua Ferrea Linn)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pohon ini asalnya dari India, banyak ditanam dihalaman atau kebun dibawah 1300 m dpl didaerah Jawa dan Bali, bisa mencapai tinggi 20 m dengan diameter 50 cm. Yang dianggap bertuah umumnya terdapat di makam-makam tokoh sejarah, misal Raja, Ulama seperti di Imogiri, Kotagede, Kudus dan Gunung Muria. Daun yang muda berwarna merah, duduk berhadapan, bunga besar dengan 4 helai daun mahkota yang berwarna putih, berbau wangi. Sedang buahnya berkulit keras disebut Gandhek berisi 1 – 4 biji. Mulai akar, daun, bunga sampai kulit dan kayu dimanfaatkan untuk obat dan azimat penangkal bahaya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kuncup bunga yang masih tertutup disebut sari kurung atau cangkok kurung. Sedang kuncup bunga yang telah terbuka disebut sari mekar atau cangkok mekar. Benang sarinya harum, dinamakan podhisari atau sari naga / sari cangkok. Bunga yang telah diambil benang sarinya ditumbuk halus menjadi obat-obatan disebut sari cangkok. Semua ini menjadi bahan campuran pelbagai obat racikan.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Biji Nagasari juga banyak dimanfaatkan untuk obat luar, caranya biji ditumbuk halus setelah dihilangkan kulit kerasnya, kemudian ditaruh dalam minyak kelapa atau wijen (sesam oil) dan dipanasi. Minyak ini sangat baik untuk luka infeksi, eksim menahun, bengkak bahkan bisul dan segala macam penyakit kulit. Untuk pengobatan sebaiknya dalam keadaan hangat larutan nogosari dalam minyak itu dioleskan pada bagian yang sakit.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Biji Nagasari juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi dalam. Caranya, ambil 3 –5 nogosari, pecah dan tumbuk lalu taruh dalam gelas berikut kulitnya lalu seduh dengan air setengah panas (air termos), diamkan sekitar 5 menit dan setelah dingin diminumkan pada si sakit. Isinya jangan dibuang tetapi isi dengan air panas lagi dan lima jam kemudian diminumkan lagi kemudian ditambah air panas lagi dan minumkan 5 jam kemudian. Air nogosari ini sangat baik untuk mengobati haid yang selalu sakit, pendarahan lambung dan keputihan. Menurut pengalaman banyak orang, segala penyakit yang mempunyai efek panas badan dapat disembuhkan dengan nogosari, baik dengan seduhan dalam air mulai dari biji, serpihan kayu, daun, bunga atau kulit kayunya. Kulit kayu Nogosari berwarna coklat, jika sudah tua menjadi coklat kehitaman atau coklat dengan serat serat hitam. Kayu yang dianggap mempunyai daya gaib istimewa terutama yang dari makam leluhur. Untuk mendapatkannya dianjurkan puasa mutih (hanya makan nasi dan minum air putih) selama beberapa hari. Sebelum memotong kayu, seyogyanya melakukan sesaji selamatan menurut petunjuk penjaga makam.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu Nogosari termasuk keras dan ulet, sebaiknya setelah dipotong jangan dijemur, tetapi setelah agak kering buatlah barang yang diinginkan, misal tongkat, pipa, stick dan sebagainya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu ini sangat berbahaya jika untuk memukul. Secara spiritual kayu ini bersipat mengembalikan daya yang dilontarkan kepada pemakai. Diyakini kayu ini merupakan kayu yang paling unggul diantara kayu bertuah lainnya. Tuahnya : keselamatan, kewibawaan, pengobatan, perlindungan terhadap orang jahat/jin jahat, binatang berbisa, anti tenung dan black magic. Pemakai kayu ini diharapkan berlaku jujur dan suci, jika tidak maka tindakan negatif nya akan berbalik memukul diri sendiri. Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika ujungnya dibakar tidak menyala dan jika direndam air sekitar 10 menit maka permukaannya akan keluar bulu-bulu halus.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pantangan : Kayu ini jangan sekali-kali dilangkahi wanita atau pria dan seyogyanya kayu ini jangan dilekati benda logam(emas, kuningan, perak) atau gading. Biarkan seperti adanya. Kayu yang tua sangat bagus untuk dibuat mata cincin, khasiatnya sama dengan membawa kayu Nagasari dalam ukuran besar.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">26. Rotan Poleng, Rotan Pethuk (Daemonorops Spp, Gleichenia Spp)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Batang rotan yang poleng (bintik hitam) dipercaya bertuah membuat orang kuat berjalan jauh, karenanya dicari untuk dibuat tongkat. Begitu juga dengan rotan pethuk, artinya dua ruas yang saling berhadapan, dipercaya memiliki daya gaib, diantaranya bisa menghilang, kebal terhadap senjata tajam dan menghalau unsur jahat.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Menurut cerita Pangeran Mangkubumi pernah diberi rotan pethuk dan apabila diajunkan maka musuhnya seakan melihat orang dalam jumlah banyak sehingga melarikan diri.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">27. Secang (Caesalpinia Bonducella Flemm / C. Sappan Linn)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pohon secang tumbuh dimana-mana, ditanam sebagai pagar hidup atau pohon liar, pohonnya penuh duri, kayu gubal berwarna putih sedang bagian terasnya berwarna merah darah. Rendaman atau seduhan air panas kayu secang ini berwarna merah dikenal sebagai obat manjur penyakit yang ditandai keluarnya darah seperti demam berdarah, mimisan, muntah darah, berak darah bahkan penyakit darah tinggi, juga untuk menyembuhkan penyakit gula darah (DM), jantung, infeksi ginjal dan lever.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Untuk penyakit jantung, seduhan ini ditambah daun Dewandaru dari Gunung Kawi, anak yang panas dapat didinginkan dengan mengompresnya dengan seduhan air secang. Penyakit stroke yang belum terlambat dapat diberi minuman rebusan kayu secang yang ditambah dengan pohon ceplukan dan sedikit adas pulowaras. Untuk pengobatan penyakit kanker, rebusan secang ditambah serpihan tatal kayu setigi, nogosari dan segenggam rumput lidah ular atau jika tidak ada dapat diganti dengan buah Makutha Dewa. Kayu secang bertuah anti roh jahat, pelarisan dagangan dan menolak santet. Untuk pelarisan seyogyanya semua tempat barang dagangan dan lantai took dipel dengan air rebusan secang dan bagian depan tempat usaha disiram dengan seduhan secang setiap pagi sebelum toko buka.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">28. Sempu (Dillenia Sp ?)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu berwarna putih seperti kebak, dipercaya menyembuhkan orang kesurupan, caranya dengan membawa kayu sempu rabalah orang tersebut dan dengan ijin Allah SWT berdoalah agar orang tersebut sadar, atau rendamlah sepotong kayu sempu kedalam air putih, basahilah kepalanya dengan air tersebut dan berdoalah menurut keyakinan anda, semoga orang tersebut bisa sadar. Hal yang sama bisa dilakukan juga dengan menggunakan potongan kayu nogosari.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">29. Setigi, Kastigi, Sentigi, Kayu Sulaiman</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Banyak ditemukan didaerah berdekatan dengan pantai laut dan biasanya tumbuh ditanah berkapur. Pohon ini daunnya menyerupai daun sawo beludru atau duren yaitu hijau dengan bagian bawah berwarna merah tembaga.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu ini bersifat perempuan, sebaiknya jangan dipakai oleh wanita terlebih yang belum menikah. Kayu ini yang masih segar berwarna putih kemerahan namun lama kelamaan berubah coklat tua dan jika memukul orang hanya menyebabkan pingsan, tidak mati.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Tuah kayu antara lain anti gigitan binatang berbisa, caranya ditempelkan potongan kayu setigi ke bekas gigitan atau sengatan beberapa lama. Juga menolak hama tumbuhan, penyakit menular dan tanah sangar karena pengaruh jin jahat/black magic. Kayu ini bisa juga untuk mengobati penyakit kanker. Ambil serpihan (tatal) kayu setigi, rebus bersama rumput lidah ular-ularan, segenggam daun tapak dara dan adas pulowaras, penderita diminta minum 3 x sehari masing masing 1 gelas. Kayu Setigi relatif ringan namun tenggelam dalam air. Pemakai kayu setigi atau tesek atau pembawa kayu setigi jangan sekali kali masuk air karena bisa tenggelam. Kayu ini banyak terdapat dipantai-pantai khususnya pegunungan kapur yang setiap hari mendapat angin laut.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">30. Sodo Saren, Sodo Lanang (Arenga Pinnata Merr)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Lidi daun aren dipercaya memiliki khasiat menghalau jin/setan dan melumpuhkan orang-orang yang memiliki kesaktian karena ilmu hitam. Mereka akan hilang kesaktiannya bila dipukul dengan lidi daun aren, jangan sekali-kali memukul anak dengan lidi daun aren karena salah-salah bisa kena penyakit jiwa yang sulit disembuhkan.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Rumah yang angker atau banyak dihuni hewan pengganggu seperti tikus, ular, kelabang dll, bisa dibersihkan dengan satu ikat lidi aren yang dikebutkan keseluruh penjuru ruangan, lebih baik lagi bila disertai dengan membakar daun trembesi (johar, Cassia siamea Lamk) yang kering dicampur sedikit belerang, biasanya dalam beberapa waktu sudah bebas dari segala gangguan.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Sodo Saren disebut juga sodo lanang, penamaan ini juga diberikan kepada lidi daun kelapa yang jatuh menancap ditanah secara alamiah. Khasiatnya sama dengan lidi pohon aren.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Bila sodo lanang tidak digunakan, taruhlah diatas pintu masuk rumah sebagai penolak bala.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">31. Sulastri, Slastri, Sletri, Sulastri, Bintangur Bunut (Calophyllum Soulatri Burm)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pohon ini bisa mencapai tinggi 30 m dengan diameter 50 cm. Dipelihara orang karena bunganya harum, pohon ini dianggap bertuah yang ditanam di petilasan pemandian Langenharjo, Sukoharjo, Surakarta sebagai peninggalan Sri Sunan PBX.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Sejak jaman dulu daunnya dipercaya dapat merukunkan pasangan suami istri yang selalu cekcok atau tidak rukun, begitu juga kayunya dapat disimpan untuk maksud yang sama. Daun Sulastri sering digunakan untuk penyakit rheumatik sedang kulit kayunya banyak dimanfaatkan untuk campuran jamu penguat badan.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">32. Tesek, Tengsek (Rhynchocarpa Monophylla Backer ?)</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayunya amat keras dan awet, banyak ditemukan dilereng gunung berapi dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter 50 cm, batangnya lurus dan bulat.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Karena banyak diburu orang, sekarang makin langka, dibedakan antara Tesek biasa dan Tesek Wulung, yang pertama kayunya putih, disana sini diwarnai cerat-cerat atau poleng hitam. Tesek lainnya wulung, kulitnya berwarna coklat tapi lama lama menjadi hitam.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Menurut kepustakaan, kayu ini tenggelam di air dan jika diletakan diair mengalir maka ia akan berjalan melawan arus, kayu ini bagus disimpan orang yang sabar dan tidak mudah marah karena bila digunakan untuk memukul walau hanya digunakan sebagai mata cincin, bahayanya tetap ada, orang bisa pingsan sampai mati. Kayu ini biasa dibuat cincin, pipa, tangkai tombak, gantungan kunci dll.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Tuahnya : tahan lama dalam air, diwaktu banjir mengamuk ia bisa tahan jika memakai kayu ini, juga dipercaya anti tanah sangar, anti hama tumbuhan dan anti ilmu hitam, anti upas atau entup (sengatan lebah). Wanita dan Pria boleh memakai kayu ini dan kayu ini bersifat laki-laki, jodoh kayu ini adalah kayu setigi. Kayu Setigi yang terkenal dari Gunung Lawu atau Merapi.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">33. Timaha</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kayu Timaha yang berkhasiat adalah yang mengandung pelet.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">A. Pelet Kendhit</span>,<span style="color: rgb(0, 0, 0);"> pelet yang melingkar pada kayu dengan warna yang lebih gelap dari kayu asalnya dan kelihatan mengkilap seperti bara api. Pelet jenis iniberkhasiat membawa kebahagiaan, kemudahan, kekayaan dan melindungi diri dari bahaya dan penyakit bagi pemiliknya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">B. Pelet Tulak</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">membentuk garis tebal dari atas kebawah dengan warna yang menkilap hitam/coklat tua dan gambar yang ditengah lebih menyala dari gambar yang lain, khasiatnya melindungi pemilik dari senjata tajam.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">C. Pelet Pudhak Sinumpet</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">menyerupai pelet tulak hanya tidak mempunyai gambaran hitam, khasiatnya seperti pelet tulak.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">D. Pelet Pulas Kembang</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">pelet yang menyerupai awan ber-arak dan berkhasiat menolak bahaya dilaut dan sebagai penolak binatang buas disungai (buaya, ular dll).</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">E. Pelet Dhoreng</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">gambarnya seperti loreng harimau, berkhasiat pemiliknya menjadi angker/tegar dan disegani. Banyak dicari dengan harga cukup tinggi.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">F. Pelet Ngamal</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">pelet dengan bentuk bintik-bintik besar (ceplok) dengan jarak sedikit jarang satu sama lain. Khasiatnya memberikan kepuasan hidup dan selalu gembira. Pelet ini sedikit memilih dan hanya pejabat yang memakainya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">G. Pelet Pulas Groboh</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">gambarnya bintik-bintik besar dan kecil. Khasiatnya hampir sama dengan pelet ngamal hanya tidak pemilih.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">H. Pelet Beras Wutah</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">bergambar titik-titik kecil merata pada seluruh kayu, khasiatnya untuk pengasihan (dicintai manusia dan binatang), banyak dicari dan mahal.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">I. Pelet Ngirim (Ngingrim) Kembang</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">gambarnya berbentuk besar dan panjang, khasiatnya dihormati orang, dicintai lawan jenis dan biasanya dipakai oleh yang belum berkeluarga (bisa jejaka, duda).</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">J. Pelet Gandrung</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">bentuknya bulat bulat dan tidak teratur dengan warna lebih mengkilat dan terang, pemiliknya hidup hemat dan cermat.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">K. Pelet Ceplok Kelor</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">gambarannya bulat telur dan besar seperti daun kelor, khasiatnya memberi keselamatan pada pemilik.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">L. Pelet Ceplok Bantheng</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">pelet yang hampir menutup seluruh kayu tetapi masih terlihat disana-sini kayu aslinya. Pemiliknya akan selalu dalam keadaan sehat wal-afiat.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">M. Pelet Segara Winotan</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">pelet yang terdiri dari satu, dua, tiga bintik-bintik yang teratur. Khasiatnya dihormati setiap orang dan pelet ini pemilih, hanya pejabat tinggi yang pantas memakainya.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">O. Pelet Gana</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">pelet yang bergambar seperti batu arca, khasiatnya memberi kesejahteraan dan menghimpun semua kebaikan dan kebahagiaan. Dulu hanya dipakai raja atau pejabat tertinggi.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">P. Pelet Sembur</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">pelet dengan gambar titik-titik kecil tersebar diseluruh permukaan kayu, khasiatnya dapat menundukan manusia atau binatang, menghindarkan kemarahan orang lain dan umumnya pelet ini mempunyai kekuatan gaib.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">Q. Pelet Nyerat</span>, <span style="color: rgb(0, 0, 0);">jenis ini bergambar garis-garis tipis seperti gambar pada marmer, kadang seperti hurup/tulisan. Khasiatnya pemiliknya dapat hidup mandiri, percaya diri dan selalu beruntung serta jaya, dalam berusaha selalu berhasil.</span></span></span><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color:DarkOrange;">R. Pelet Dewadaru</span>,<span style="color: rgb(0, 0, 0);"> seperti pelet nyerat, hanya garisnya lebih tebal dan tajam sehingga kadang-kadang sulit membedakan dengan pelet nyerat. Khasiatnya melindungi keluarganya dari mara bahaya, melindungi harta benda dan biasanya pusaka yang memakai pelet ini ditaruh dalam tempat penyimpanan harta. Pelet ini terdapat pada pohon beringin dan mempunyai nilai cukup tinggi dan sangat dihormati.</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"></span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"></span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Diambil / Dikutip dari</span></span></span><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color:SeaGreen;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"></span></span></span><span style="color: green;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">www.tamanmini.com - Kayu Bertuah</span><wbr></span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">penulis : bpurwa</span><br /></div>PADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-91239008132407925432009-07-12T11:23:00.000-07:002009-07-12T11:56:03.007-07:00"SEKILAS TENTANG DUNIA MISTIS"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb1szNHVKC79EOFoMpc7EeM3Au3I_HiOSGkEYMFjkb5NiDqXDEbUe87m_B2nJ4DL1M3fhRT9Xbwod80SkY_0Cyki2H7MdNvsX824Vdrv41F1cy05cF1LWNCGg8m8oaRqPsEh1B9J8gZQ/s1600-h/Jenglot.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 239px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb1szNHVKC79EOFoMpc7EeM3Au3I_HiOSGkEYMFjkb5NiDqXDEbUe87m_B2nJ4DL1M3fhRT9Xbwod80SkY_0Cyki2H7MdNvsX824Vdrv41F1cy05cF1LWNCGg8m8oaRqPsEh1B9J8gZQ/s320/Jenglot.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5357647740448888978" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMuJ27TSLnF01mGsxyl3q99JDIEymqKZrQPzf28V20-qbKNUlckr2W0Jiy6jfLs4YYxguR9aa3vmFq-BNkZQq4VBW9E0CKZShENJdmd9V_4vcnEZ5oB2FH66WerbRs4CTNinHmDLs5ZQ/s1600-h/Jenglot.jpg"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="color:#000000;">"JENGLOT / BATARA KARANG"</span></strong></span></a><p align="justify"><span style="font-size:100%;"><span style="color:#000000;">Sering kita mendengar tentang jenglot atau pun batara karang. apakah mereka sebenarnya, dan apakah fenomena tersebut. kita akan mengulas sedikit banyak tentang jenglot atau batara karang ini. jenglot atau batara karang adalah makhluk yang masih hidup. karena mempunyai ajian sakti yang membuat dia tidak bisa mati dan menyebakan tubuhnya menjadi kecil atau mengkerut. ajian tersebut biasa dinamakan dengan ajian "batara karang". karena kesaktiannya tersebut, jenglot atau batara karang bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan. biasanya jenglot atau batara karang digunakan dalam pelet ataupun santet, bisa juga untuk pesugihan. makanan dari jenglot atau batara karang biasanya adalah darah. dalam penggunaanya, biasanya jenglot atau batara karang meminta imbalan berupa darah segar. biasanya darah si pemilik jenglot atau batara karang ini.</span></span></p><p align="justify"><span style="font-size:100%;"><span style="color:#000000;">banyak orang mengaku memiliki jenglot atau batara karang ini, tapi tidak semuanya adalah jenglot atau batara karang yang asli. ada yang memanipulasi dengan berbagai macam trik. ada yang membuatnya dari katak atau kelelawar yang sudah mati dan dikeringkan, lalu dihias dengan rambut dan semacamnya. ada juga mungkin trik-trik lain yang belum kami ketahui. biasanya jenglot atau batara karang bisa di tes keasliaanya. ada tiga tahapan dalam mengetes jenglot atau batara karang ini. tahap 1 adalah dengan sehelai bulu. dengan sehelai bulu, jika jenglot tersebut asli, cobalah untuk menggelitik dia di bagian hidungnya dengan bulu tersebut. maka jika jenglot atau batara karang tersebut asli dia akan bersin. itu dikarenakan jenglot atau batara karang adalah makhluk hidup yang masih bernyawa. tahap 2 adalah, coba dekatkan atau tempelken jenglot atau batara karang tersebut ke tangan kita. setelah berapa menit, maka tangan kita akan terasa seperti digigit dan begitu kita mencabutnya, akan keluar darah dari tubuh kita. itu dikarenakan jenglot atau batara karang ini memakan darah kita. tahap 3 adalah dengan membuka kain penutup matanya. jenglot atau batara karang yang asli biasanya matanya ditutup kain. jika kita buka kain penutup matanya dan melihat matanya dimungkinkan kita bisa mengalami kebutaan olehnya. maka tahap ini hendaknya janganlah di coba bila jenglot atau batara karang tersebut benar-benar asli. cukup dengan 2 tahap sebelumnya maka kita akan mengetahui keasliannya. hal yang paling umum adalah aura yang dipancarkan oleh jenglot atau batara karang tersebut. biasanya jika kita melihat jenglot atau batara karang tersebut akan mearasa takut karena aura yang dipancarkannya. demikianlah sekilas mengenai jenglot atau batara karang, semoga menambah wawasan dan pengetahuan kita semua. terima kasih.</span></span></p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoSACeVpI5PE5xNOWn8k_7AfUAb7zssBklxjp6vbXlEDWkhIEYBTmjr4GDnSRKQ0ZcJcC7S6W1i__Se9emPhCZ25lcD8Lb9vXoi4OZuC2-QUcBqCjwNZnExhW0RvW7bRFfII86cL2YFQ/s1600-h/JenglotDuduk-02.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoSACeVpI5PE5xNOWn8k_7AfUAb7zssBklxjp6vbXlEDWkhIEYBTmjr4GDnSRKQ0ZcJcC7S6W1i__Se9emPhCZ25lcD8Lb9vXoi4OZuC2-QUcBqCjwNZnExhW0RvW7bRFfII86cL2YFQ/s320/JenglotDuduk-02.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5357642285428377730" /></a><br /></p>PADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-88385666233548413992009-07-11T06:41:00.001-07:002009-07-11T07:04:24.928-07:00"AJI PENGASIHAN"<div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);">Cinta...<br />itulah yang sering dialami oleh semua orang. putus cinta, cinta ditolak, dan lain sebagainya. pasti anda juga pernah mengalaminya. hampir setiap orang pernah mengalaminya. sebagian orang masih bisa mengontrol dirinya, dan sebagian lagi ada yang frustasi, dan ada yang mencoba untuk menggunakan jasa para dukun pelet. sering juga ada pepatah, "Cinta ditolak, Dukun bertindak". memang tidak bisa dipungkiri, dijaman yang modern ini masih banyak orang yang menggunakan jasa dukun pelet. mungkin anda juga pernah???<br /><br />Terlepas dari semua itu, ada suatu ilmu yang memang mempelajari cara untuk memikat dan melunakkan hati seseorang. namanya adalah "Aji Pengasihan". Aji pengasihan ini banyak jenisnya. ada yang memakai bantuan jin dan ada pula yang menggunakan sebuah sugesti. tentunya dengan berbagai macam media. pada intinya untuk mempelajari sebuah aji pengasihan memang tidaklah mudah.yang terpenting dari semuanya adalah kemampuan kita dalam ber-sugesti terhadap orang yang kita idam-idamkan. sugesti, pemusatan fokus kepada orang yang kita tuju tidaklah mudah. berbeda dengan yang memakai bantuan jin. jika dengan memakai bantuan jin, orang yang terkena aji pengasihan pasti akan tergila-gila pada anda. tapi kebanyakan ada batas waktunya, dan dapat pula menyebabkan orang yang terkena aji pengasihan akan gila. kalau dengan sugesti, biasanya orang kita tuju akan tergila-gila pada kita tulus dari hatinya. jadi pada intinya, jika dengan sugesti kita menyerang langsung di hatinya. jika dengan jin, orang yang kita tuju sukmanya dirasuki oleh jin yang kita suruh. itulah sekilas perbedaan dalam aji pengasihan.<br /><br />tapi perlu disadari, bahwa dalam menggunakan ilmu ini jangan digunakan untuk sembarangan. bagi anda yang memang belum ketemu jodoh, atau sudah siap nikah dengan orang yang dicintai, dan intinya saya sarankan jangan untuk main-main belaka. karena resiko jika anda main-main juga sangatlah besar. selain orang yang kita tuju akan gila, kemungkinan terbesarnya bisa bunuh diri. selain untuk hal percintaan, aji pengasihan bisa juga untuk meningkatkan wibawa dan membuat orang yang akan menyakiti kita menjadi iba karena aura yang kita pancarkan. bisa juga membuat semua orang akan terasa lebih ramah dan sopan terhadap kita, karena pengaruh aura dari ilmu ini. Memang cinta adalah persoalan yang banyak menghantui semua orang. tapi semua kembali kepada diri anda sendiri, bagaimana dalam menyikapi hal tersebut. Terima Kasih.<br /></div>PADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-62700910217569996872009-07-05T10:41:00.000-07:002009-07-05T11:02:17.066-07:00"ILMU KANURAGAN / KADIGDAYAAN"<div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;">Pengen terbang??? Pengen bisa berjalan di atas air??? Atau pengen bisa mengeluarkan pukulan api??? Semuanya mungkin terlihat khayalan belaka bagi anda, yang hanya bisa disaksikan di layar tv. tapi sebenarnya hal-hal tersebut memang benar ada. ada orang bisa terbang, berjalan si atas air, dan lain-lain. pernahkah anda lihat debus??? itu juga merupakan suatu kenyataan. untuk bisa melakukan hal di atas memang tidak gampang, perlu pengorbanan dan tenaga (energi). memang ada juga beberapa ilmu tersebut yang bersifat instant, tinggal memasukkan/mentransfer energi ke orang yang menginginkan. tapi hal tersebut juga tidak berlangsung lama, ada batas waktunya.<br /><br />berbagai ilmu tersebut bisa anda pelajari, untuk kalangan apa saja. tapi ilmu yang bagus, memang memerlukan pengorbanan dan energi yang bagus juga. untuk mempelajari sebuah ilmu pengorbanannya tentu kita diharuskan untuk puasa, itu pasti dan harus dilakukan. puasa ada banyak macam. ada yang cuma 1 hari, 3 hari, 7 hari, bahkan ada yang sampai 90 hari. ada yang puasa mutih (makan nasi dan minum air putih), puasa nggak makan dan minum, dan banyak lagi lainnya. cukup sulitkah??? hmmm... tapi dengan pengorbanan tersebut anda mendapatkan hasil yang luar biasa.<br /><br />Ilmu kanuragan atau kadigdayaan adalah ilmu yang mempelajari untuk perkelahian atau peperangan atau lebih etisnya kita sebut ilmu silat. ilmu kanuragan ada beberapa tipe. ada yang khusus untuk pertahanan (kebal, keselamatan), dan ada yang untuk menyerang (pukulan). dari jenis ilmu kanuragan tadi, memiliki baragam nama, kegunaan dan jenisnya. ada yang unik dan ada pula yang biasa saja. semakin tinggi ilmu yang kita pelajari semakin besar pula pengorbanan yang diperlukan. semuanya kembali kepada niat dan kayakinan dari orang yang mempelajari ilmu tersebut. asalkan kita niat dan yakin, semua hal pasti akan dapat terlaksana.<br /></div>PADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-37946139645381525392009-07-05T10:16:00.000-07:002009-07-05T10:40:19.894-07:00"APA DAN KENAPA"<div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Di jaman yang modern ini, sudah banyak yang melupakan budaya dan warisan leluhur kita dahulu. Di indonesia, di tanah jawa dan lainnya banyak memiliki ragam budaya dan warisan leluhur yang jarang ditekuni dan dibudidayakan. Salah satu warisan tersebut adalah beragam ilmu magis warisan leluhur kita. Tidak heran mengapa orang pada jaman dahulu sakti-sakti. Bayangkan jika kita hidup pada jaman dahulu. belum ada lampu, masih sedikit kota ataupun desa, dan masih luasnya tanah yang ditumbuhi pepohonan, atau yang kita sebut sekarang hutan. mengerikan bukan???<br /><br />Pada jaman tersebut banyak orang yang melakukan pertapaan di gua-gua, di tengah hutan, dan di atas gunung. bukan hanya bertapa yang biasa, tetapi bertapa dengan puasa yang tidak hanya di lakukan 1 atau 2 hari. Melainkan hingga bulanan, bahkan sampai tahunan. puasa itupun ada berbagai macam, ada yang melakukan puasa ngidang (hidup seperti kijang dihutan, dengan makan, tidur dan minum layaknya seekor kijang), puasa nggak makan dan minum selama berbulan-bulan, dan banyak lainnya. terbayangkan betapa saktinya orang jaman dahulu. Hebat!!!<br /><br />Di jaman sekarang sudah jarang sekali orang mau melakukan hal tersebut. menjalani hidup yang prihatin dan mensucikan diri. hanya sebagian kecil orang yang tetap mempertahankan hal-hal tersebut. hal-hal semacam itu memang tidak harus dan wajib kita lakukan. hanya bagi yang tertarik akan hal-hal tersebutlah yang mengerti penting dan gunanya hal tersebut. di jaman sekarang kekerasan makin banyak terjadi, pembunuhan dimana-mana. memang perlu untuk kita mempelajari setidaknya satu dari berbagai macam ilmu kadigdayaan. misalnya ilmu kebal dan keselamatan, agar kita terlindungi dari nasib sial, bacokan, pukulan, santet, pelet, dan macam-macam tindakan kekerasan lainnya. di jaman yang modern ini, bukannya tidak perlu kita percaya takhayul dan berbagai macam ilmu seperti di atas. tapi apa salahnya jika kita berjaga diri dari semua ancaman dan gangguan dari pihak lain. makin banyak masalah yang terjadi di jaman sekarang ini, percintaan, perkelahian, penganiayaan, pelecehan dan banyak hal lainnya. semua masalah di atas ada jalan keluar dan solusinya, asal kita mau membuka diri untuk mencoba dan tidak ada salahnya sedikit percaya akan ilmu-ilmu yang dapat membantu kita. tak lepas dari semuanya, kita tetap menyerahkan hidup dan mati kita di tangan sang pencipta. karena tanpa kehendakNya semua tak akan bisa terwujud. terima kasih.<br /></div>PADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-49533475068579615442009-06-27T19:22:00.000-07:002009-06-27T20:15:32.197-07:00FOTO KEGIATAN DAN LATIHAN DI PADEPOKAN "JALJALUT KUBRO"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibPjhsvnf4cI6sgRIkLr2dqgZnRQclT_upov-V5e35aOr-mMIyIyhij8jdi5dje1mRtW4fRgA8Tp32RjxAuXdnGCSEwQwgIglmJMNfAXrr7VIjQ37xW56queVmwsCvCtIESHnZdxUqAA/s1600-h/IMG_0689.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibPjhsvnf4cI6sgRIkLr2dqgZnRQclT_upov-V5e35aOr-mMIyIyhij8jdi5dje1mRtW4fRgA8Tp32RjxAuXdnGCSEwQwgIglmJMNfAXrr7VIjQ37xW56queVmwsCvCtIESHnZdxUqAA/s320/IMG_0689.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352208207778976274" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">pengisian dan latihan "pencak karomah"</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkLvOeg90udF39AIJEXG6-fwLyUthgaIXnK2Hpi-p0INYS7EOh-hPUJP0dsj1Fqe7bz40iMZbyBx69AoQHHHmZ4pVjQVbn_MuZZtNAhTTsqv72FWGGoMCkOlTvIHcePRUVyIQ0axRTRw/s1600-h/IMG_0700.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkLvOeg90udF39AIJEXG6-fwLyUthgaIXnK2Hpi-p0INYS7EOh-hPUJP0dsj1Fqe7bz40iMZbyBx69AoQHHHmZ4pVjQVbn_MuZZtNAhTTsqv72FWGGoMCkOlTvIHcePRUVyIQ0axRTRw/s320/IMG_0700.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352208138739453026" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">murid-murid di padepokan "jaljalut kubro"</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY4YvuOnTuFLGYn6Dy9sMaE9uEgkKLAgJ8F0x7DKx4YlUGa7X4IiFotaBPyU4QRLymS0mJ0G9i5f5Vo99xSJUtoCzVgV4hhOWVlbtDzKQdna8cjxihNtGce1soM0rle48HNps7Cd-Mew/s1600-h/IMG_0697.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY4YvuOnTuFLGYn6Dy9sMaE9uEgkKLAgJ8F0x7DKx4YlUGa7X4IiFotaBPyU4QRLymS0mJ0G9i5f5Vo99xSJUtoCzVgV4hhOWVlbtDzKQdna8cjxihNtGce1soM0rle48HNps7Cd-Mew/s320/IMG_0697.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352208059029595890" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">murid-murid di padepokan "jaljalut kubro"</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqxafbaVay7hrvwlfqXeprlfzcW8WMze37nObf0357LGhTBgy3wsaVAeg6nodJz2LE_s_X4Cvjxd0NeIxc0_dm6UetEshHRPYGXJTut1PewdhNBPDEWf8ezv8qDyVHKM00jcK1LAVTDA/s1600-h/Road+To+Dieng+192.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqxafbaVay7hrvwlfqXeprlfzcW8WMze37nObf0357LGhTBgy3wsaVAeg6nodJz2LE_s_X4Cvjxd0NeIxc0_dm6UetEshHRPYGXJTut1PewdhNBPDEWf8ezv8qDyVHKM00jcK1LAVTDA/s320/Road+To+Dieng+192.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352207988341916386" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">saat melakukan permainan "bambu gila"</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYndrPj6NHvfzlQBQrxFbuF8x9pF47oGuvKAUzDuPUdsJz-0H-QL6a7GU1RdYLP8DuGR7hMsE9bKi1cHhStk1H9Vn0Wme_moJzvKhlVtVzxkLQqx9gwAc5yqT3IuuFMcwzH1RlXgsHng/s1600-h/Road+To+Dieng+187.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYndrPj6NHvfzlQBQrxFbuF8x9pF47oGuvKAUzDuPUdsJz-0H-QL6a7GU1RdYLP8DuGR7hMsE9bKi1cHhStk1H9Vn0Wme_moJzvKhlVtVzxkLQqx9gwAc5yqT3IuuFMcwzH1RlXgsHng/s320/Road+To+Dieng+187.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352207914864255506" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">saat melakukan permainan "bambu gila"</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAHvmWpFcRU8ZgFyp7i6_wsSGFlr3b3jm_TSEHrLNctpPSpCqNasrcTeD4WlxEndCLri2uFqtrOKaAe72loEyqk1cLqoEEKTUQEBWfFunRR1FLNExaLjuaG5_LHagz6ZgHcvVZDke1jA/s1600-h/IMG_0696.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAHvmWpFcRU8ZgFyp7i6_wsSGFlr3b3jm_TSEHrLNctpPSpCqNasrcTeD4WlxEndCLri2uFqtrOKaAe72loEyqk1cLqoEEKTUQEBWfFunRR1FLNExaLjuaG5_LHagz6ZgHcvVZDke1jA/s320/IMG_0696.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352207830485146594" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">salah seorang murid berubah menjadi harimau<br />saat melakukan latihan "pencak karomah"</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfGoT_zGqJrMwP4JUfzMden6mMHD3-e6v6ZPR2N9vMCeEdgnHchxBSDBmhvK0HVy48JhxXTP3_-2EvsuiM4F6OGljsxTSLW0qqkIogmvTaTxgj9FhHE-xs0SJceBanPg55MpfWVgbBVw/s1600-h/IMG_0693.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfGoT_zGqJrMwP4JUfzMden6mMHD3-e6v6ZPR2N9vMCeEdgnHchxBSDBmhvK0HVy48JhxXTP3_-2EvsuiM4F6OGljsxTSLW0qqkIogmvTaTxgj9FhHE-xs0SJceBanPg55MpfWVgbBVw/s320/IMG_0693.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352207757490716034" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">pengisian atau transfer energi "reiki" oleh maha guru</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">padepokan "jaljalut kubro"</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyCU5i8Q8OM667Aae4JtaHjZND_MVsQsRsMlSjBeiycVE_yESaFeUmNjr-xpNXQK8rYDgCCv4XIbFdWMKMTKfCC7E08zUsTk3O22T5iK4IFJTr32L8VJouAhPVwm_Tkr96sIjcZb9Opw/s1600-h/IMG_0690.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyCU5i8Q8OM667Aae4JtaHjZND_MVsQsRsMlSjBeiycVE_yESaFeUmNjr-xpNXQK8rYDgCCv4XIbFdWMKMTKfCC7E08zUsTk3O22T5iK4IFJTr32L8VJouAhPVwm_Tkr96sIjcZb9Opw/s320/IMG_0690.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352207679307423202" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">pengisian tenaga dalam oleh maha guru "jaljalut kubro"</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzmUU0jVAO7lYefiXzhNvIyoNo1DcPiD8mn9J-uAs1KOAzwgm7lHPbKG4ZhOwSiR5nTh6pMtmjEDnILF7T9Ocs_aCTo18SRkm45btxLoXzvxNxEAaK1cLKnqLdVwHqMNq-_EUmpmUnHg/s1600-h/IMG_0685.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzmUU0jVAO7lYefiXzhNvIyoNo1DcPiD8mn9J-uAs1KOAzwgm7lHPbKG4ZhOwSiR5nTh6pMtmjEDnILF7T9Ocs_aCTo18SRkm45btxLoXzvxNxEAaK1cLKnqLdVwHqMNq-_EUmpmUnHg/s320/IMG_0685.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352207607725252290" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">pengisian dan latihan "pencak karomah"</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvxV6oO2JPTTiQGDYbq6bz_jX6fHDgNyiE7nimzzul1FlvDe34pUMFqo7BRO5-PJ7RbJM-d2XYfzzEPek8Bc4k0UUCA5l4XjRvPLU2c9QE6raL5wo6uxGmH6Ic4HAOb77zL1EdPhd4Ug/s1600-h/IMG_0668.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvxV6oO2JPTTiQGDYbq6bz_jX6fHDgNyiE7nimzzul1FlvDe34pUMFqo7BRO5-PJ7RbJM-d2XYfzzEPek8Bc4k0UUCA5l4XjRvPLU2c9QE6raL5wo6uxGmH6Ic4HAOb77zL1EdPhd4Ug/s320/IMG_0668.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352207503080167090" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">berbagai benda pusaka yang dimiliki oleh padepokan </span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">"jaljalut kubro"</span><br /><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqRkvbeByjkEuC113cDe7OyGeXTZPVyBpTER7S59-IiEnA_Nk3T6UDuPPiVn7KmljqEx7KsSRafhgI6_94l7Y8XSqMq-tUnaxG-RpbVhbEKYr1966VL9FzervRNnIWEaxkuuSCgOq2cw/s1600-h/IMG_0653.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqRkvbeByjkEuC113cDe7OyGeXTZPVyBpTER7S59-IiEnA_Nk3T6UDuPPiVn7KmljqEx7KsSRafhgI6_94l7Y8XSqMq-tUnaxG-RpbVhbEKYr1966VL9FzervRNnIWEaxkuuSCgOq2cw/s320/IMG_0653.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352207297706552466" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">saat diskusi dan pengarahan lisan oleh maha guru </span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">"jaljalut kubro" tentang berbagai ilmu-ilmu, pengetahuan,</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">dan sejarah budaya bangsa kita.</span><br /></div>PADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6393927903648999320.post-87144066081239406812009-06-27T19:03:00.000-07:002009-07-13T12:08:50.475-07:00MAHA GURU "JALJALUT KUBRO NUR ILAHI AL-SALAMUL"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ6myThzMvOJXS-O3u2BTghV-v6zFt4bsA9eYqWKQvjTleWlsTZVPooireh9wOBKjc9rOCE0f_xW-CcbI5xAOMWOFAbjeLsNIMLNsiWN9bn0uPrWal2kgjz2TB2gQHygMlBqS06oXz9Q/s1600-h/IMG_0679+copy.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ6myThzMvOJXS-O3u2BTghV-v6zFt4bsA9eYqWKQvjTleWlsTZVPooireh9wOBKjc9rOCE0f_xW-CcbI5xAOMWOFAbjeLsNIMLNsiWN9bn0uPrWal2kgjz2TB2gQHygMlBqS06oXz9Q/s320/IMG_0679+copy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352193439907849538" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Maha Guru "Iwan Gunawan"</span><br /><br /><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);">Telah mempelajari berbagai ilmu kedigdayaan dan berbagai macam ilmu gaib dari jawa barat hingga jawa timur. Berasal dari kota Tegal, beliau mulai belajar ilmu-ilmu tersebut sejak duduk di bangku SMP. Hingga saat ini beliau juga masih banyak meingkatkan diri dengan belajar berbagai ilmu yang belum dipelajarinya. Sudah mempunyai istri dan 3 orang anak, tak membuat semangatnya turun untuk tetap menuntut ilmu. Dengan berdirinya padepokan ini, beliau berharap dapat memberikan banyak manfaat kepada kalayak umum. Agar di dunia yang sekarang ini, kita tidak mudah untuk dibodohi dan direndahkan oleh orang lain. Beliau sering menekankan satu hal, bahwa kita harus selalu yakin dan niat dalam mempelajari ilmu yang diberikan oleh beliau agar hasil yang dicapai bisa maksimal. Akhir kata dari beliau adalah selamat bergabung di padepokan ini dan gunakan ilmu yang telah dipelajari untuk kebaikan dan kebenaran. Terima Kasih..</div>PADEPOKAN ILMU KERASULAN "JALJALUT KUBRO "http://www.blogger.com/profile/06120443613981908554noreply@blogger.com0